Pernah nggak sih kalian ketika melihat cover suatu buku kalian mengira kalau itu novel dengan genre yang kalian pikirkan? Tapi setelah dibaca kok isinya beda jauh dari yang diharapkan? Begitu pula dengan novel Midnight Tea karyanya Mooseboo yang akan aku bahas di blog kali ini.
Emangnya ceritanya kenapa nih, Ki? Apakah jelek? Kenapa nggak sesuai ekspektasi?
Ya udah deh langsung saja yuk kita mulai reviewnya!
Long story short, Lea sudah menemukan kesibukan baru dan kehidupan baru untuk melupakan segala macam masa lalunya. Ditambah dia juga bertemu dengan lelaki lain di tengah perjalanan melupakan masa lalunya itu, yang otomatis membuat Lea jadi sedikit goyah.
Namun siapa sangka, ternyata Wanga mempunyai hubungan erat terhadap tempat kerja Lea yaitu Fermata. Hal ini membuatnya harus bertemu dengan Wangsa setiap hari.
Di satu sisi, lelaki yang kini bertemu dengan Lea menuntut kepastian. Bagaimanakah sikap Lea untuk menghadapi ini semua? Kamu bisa baca sendiri di novelnya ya!
Oke sekarang aku mau bahas untuk narasi di novel ini. Novel ini diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga yang akan menyoroti kehidupan Lea di Fermata. Lewat narasi ini aku jadi sedikit tahu banyak mengenai kehidupan seputar dunia broadcasting. Dan posisi Lea di sini juga sebagai content writer yang membuatku jadi tahu banyak hal mengenai pekerjaan yang Lea geluti.
Narasinya sendiri bisa kubilang cukup enak untuk diikutin, dan entah kenapa membaca novel ini seperti membaca novel Wattpad. Vibe yang kurasain cukup mirip sih ketika membaca novel-novel Wattpad. Dan ketika membaca bagian tentang penulis, ternyata penulisnya sendiri memang cukup aktif di Wattpad, so thats why aku memang merasa kalau gaya berceritanya tuh Wattpad-able.
Selanjutnya untuk alur, di sini menggunakan alur maju mundur. Di bagian pertama kita akan dihadapkan oleh cerita Lea dan juga Wangsa di saat-saat baru pertama kali bertemu di pegunungan, dan dari situlah benih-benih cinta mulai terlihat. Kemudian di bab-bab selanjutnya kita mulai mengikuti kehidupan Lea di masa kini dengan lingkungan barunya di Fermata.
Alurnya sendiri nggak terlalu muluk-muluk sih ya kalau aku bilang, nggak terlalu cepat nggak telalu lambat juga.
Untuk tokoh-tokoh, ini surprisingly buanyak pake banget. Bahkan di bagian awal aku harus menyesuaikan dengan cepat untuk tahu siapa-siapa saja tokoh yang sedang dibahas di dalam sini. Dan jujur saja ada satu titik di mana aku tuh kewalahan banget menghadapi nama-nama baru yang bermunculan, karena apa ya... kayak kehadiran segitu banyaknya tokoh tuh menurut aku nggak berkontribusi besar kepada ceritanya.
Kalau untuk tokoh Lea sendiri bisa aku bilang dia cukup friendly, ceria juga, meskipun kadang dia juga mengalami overthinking terhadap masa lalu dan masa depannya. Tentang cerita kegagalannya di dunia percintaan membuatnya jadi susah untuk membuka hati dan menaruh percaya pada orang lain. Somehow aku relate dengan Lea sih, ketika kita sudah dihancurkan oleh ekspektasi dan masa lalu, ada rasa keragu-raguan yang mulai timbul akan masa depan. Ciah, kenapa jadi puitis begini ya, hahaha.
Sekarang aku mau bahas hal yang kusuka dari novel ini. Yang pertama tentu saja dari dunia per-radio-an yang ada di dalam novel ini yang dibahas cukup detail. Bahkan beberapa tugas-tugas yang harus diselesaikan di dalam novel ini tuh juga bikin aku melek soal hal tersebut. Selain itu penentuan judul "Midnight Tea" yang tentu saja bikin aku bertanya-tanya, ternyata cukup unik di dalam cerita ini.
Mengenai riset dan juga target pasar untuk para pendengar radio yang juga dibahas di sini juga nggak kalah keren. Intinya aku berasa berada di sebuah stasiun radio untuk menyiarkan hal-hal menarik. Berasa lagi kerja di situ tau nggak sih, hahaha. Dan membaca novel ini sedikit banyak mengingatkanku sama novel Resign! karyanya Almira Bastari.
Sementara untuk hal yang nggak kusuka, ini tuh sempet aku bahas tadi di depan, yaitu mengenai novel ini yang nggak sesuai ekspektasi. Ketika aku ngelihat novel ini, aku kira tuh ini novel fantasi atau magical realism, terlebih ketika membaca nama penulisnya aku kira ini adalah novel terjemahan Korea. Ternyata ding-dong, jauh sekali sodara-sodara.
Well, aku emang sudah sejak lama nggak membaca blurb suatu buku dulu sebelum memutuskan untuk baca, karena pernah ketipu juga dan nggak sesuai sama blurb. So alhasil aku nggak baca blrub novel ini juga yang berakibat ketidaktahuanku akan isi novel ini. Well, itu sebenernya karena kesalahan diri sendiri sih, hahaha.
Di luar hal itu, mungkin kalau aku harus bahas kekurangan novel ini sebenernya terletak pada konflik yang ada di sini. Aku nggak tau kenapa, konflik percintaan Lea-Wangsa yang harusnya disoroti di sini justru harus disertai dengan konflik lain yang sebenernya agak nggak nyambung dan nggak terlalu banyak kontribusi di dalam novel ini. Kayak out of topic gitu.
Dan berakibat di sepanjang mengikuti cerita ini, aku jadi kayak bingung, "ini cerita tuh mau dibawa ke mana sih?" gitu.
So karenanya ini berlanjut ke poin selanjutnya untuk rating, aku cuma bisa kasih 3 dari 5 bintang untuk novel ini. Menurutku ini novelnya cukup so-so, selain karena ketidaksesuaian harapanku akan novel ini, aku juga merasa bahwa masih cukup banyak hal unik dan menarik yang harusnya bisa digali lebih banyak di novel ini. Cuman ketimbun dengan tokoh yang seabrek beserta konflik yang nggak relevan dengan konflik utama di sini, jadi... yah, begitu deh.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Midnight Tea karyanya Mooseboo. Kalau kamu pernah baca novel ini juga coba tulis opininya di kolom komentar ya! Dan aku akhiri dulu blognya kali ini, kita ketemu lagi di blog yang selanjutnya, dadah!~
Komentar
Posting Komentar