Aku pernah punya challeng yang aku kasih nama 20 Before 20 alias 20 buku apa saja yang harus aku baca sebelum aku menginjak 20 tahun, dan salah satunya adalah novel yang akan aku bahas di kesempatan kali ini, yaitu Bilangan Fu yang ditulis oleh Ayu Utami.
And all I can say is novel ini bener-bener nggak nyesel aku masukin ke list tersebut dan aku juga nggak nyesel karena baru punya kesempatan baca di bulan ini, karena memang sebagus itu untuk dibahas.
Jadi kalau kalian penasaran novel ini bercerita tentang apa dan gimana impresiku, langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya!
Novel ini bercerita tentang Yuda, seorang lelaki yang mempunyai hobi untuk memanjat. Awalnya semua tampak baik-baik saja. Yuda dikenal sebagai sosok yang periang dan selalu menjadi raja dalam taruhan, karena apapun yang dia taruhkan dia selalu menjadi pemenangnya.
Bertahun-tahun kemudian ketika dirinya mengenang masa-masa dirinya menjadi seorang pemanjat aktif, dia pun memutuskan untuk meminjam salah satu alat dari kawan lamanya dulu.
Nggak disangka ternyata di rumah kawannya itu dia bertemu dengan seorang laki-laki lain bernama Parang Jati yang juga suka memanjat. Yuda pun berkenalan dengannya hingga keduanya mulai akrab.
Namun ada satu hal yang membuat Parang Jati berbeda dengan pemanjat lain, yang sekaligus menarik perhatian Yuda: Parang Jati menggunakan metode sacred climbing atau panjat bersih, di mana dirinya tidak banyak menggunakan alat selain tali untuk memanjat. Dengan pemikiran bahwa gunung adalah warisan alam, Parang Jati tidak pernah memilih untuk melubangi gunung-gunung.
Semakin lama Yuda mengenal Parang Jati, makin dia menyadari bahwa Parang Jati tumbuh dan besar dengan lingkungan dan budaya yang sungguh "di luar nalar". Nah kalau kamu penasaran gimana kelanjutannya dan bagaimanakah hubungan Yuda dan Parang Jati, kamu baca sendiri di bukunya ya!
Sekarang untuk narasinya, novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama dari sudut pandang si Yuda. Aku sendiri sangat bisa merasakan emosi yang terkandung dalam buku ini, bahkan sampai halaman akhir. Aku merasa hal ini juga dipengaruhi faktor gaya penulisan si Ayu Utami yang bener-bener nyastra pakai banget.
Mungkin buat kamu yang nggak kebiasaan baca novel-novel sastra, hal ini bakalan sedikit mengejutkanmu!
Pembangunan suasana, apalagi suasana tempat di sini yang bener-bener top dari penulis, sukses bikin aku membayangkan bagaimana Watugunung yang mana menjadi main place di novel ini. Seolah-olah aku tuh jadi bisa merasakan suasana gunung dan juga rumah-rumah warga sekitar yang memang hidup di dekat Watugunung tersebut.
Untuk alurnya sendiri bergerak secara maju mundur. Aku sendiri menyadari hal ini ketika selesai membaca sampai halaman terakhir, yang mana di beberapa bagian Yuda ini sebenarnya sedang menceritakan kisahnya di masa lalu ketika dirinya bertemu dengan Parang Jati.
Di beberapa bagian pula kita akan diperlihatkan dengan bagian yang menyertakan diari si Parang Jati ketika ia masih kecil. Nah hal-hal seperti inilah yang membuat novel ini seperti punya teka-teki tersendiri yang mengajak para pembaca untuk bermain-main dengan alur cerita.
Untuk tokoh-tokoh sendiri, di sini sebenernya ada banyak banget, dan lebih banyak lagi saat menceritakan kisah masa kecil Parang Jati. Penulis di sini juga suka melabeli beberapa tokoh baik dengan julukan atau ciri-ciri fisik tokoh tersebut, yang mana sebenernya cukup melelahkan sih ya.
Kalau untuk tokoh Yuda sendiri, aku bisa bilang dia ini bias dan abu-abu banget. Karakternya nggak ketebak mau bagaimana di langkah selanjutnya. Bahkan menurut aku dia ini cukup pasif atau submisif dalam beberapa kondisi tertentu, khususnya dengan kondisi percintaannya dengan pacarnya yang bernama Marja.
Nah untuk Parang Jati sendiri, jujur aku kaget begitu mengetahui dia ini laki-laki! Karena awalnya kukira dia itu perempuan. Melihat bagaimana chemistry-nya dengan Yuda di bagian awal, membuatku berpikir pastilah Parang Jati adalah perempuan. Apalagi Parang Jati menurut Yuda digambarkan sosok berwajah bidadari.
Sekarang aku mau kasih tahu hal yang aku suka, yang pertama yaitu kita di sini bakalan belajar banyak hal seputar sejarah dan juga filsafat. Mungkin pada awalnya dua hal ini nggak langsung disodorin ke pembaca, tapi seiring ceritanya berjalan, pertukaran pikiran yang dilakukan Yuda dan Parang Jati ternyata justru mengarah ke sini.
Kemudian aku juga suka dengan bagaimana konsep 3M yang ditawarkan di buku ini yaitu modernisme, monoteisme, dan militerisme yang mana membagi buku ini menjadi tiga bagian besar dengan masing-masing judul dari kata yang barusan aku sebutkan. Dan 3M ini jujur bener-bener membukakan mata dan pikiranku terhadap kehidupan yang lebih luas lagi.
Sementara untuk hal yang kurang aku suka, ini sebenernya cukup subjektif sih, yaitu mengenai lumayan banyaknya adegan-adegan eksplisit di dalam sini. Bahkan sebenernya nggak hanya menampilkan adegan 21+ aja sih ya, tapi juga penggunaan kalimat dalam pikiran-pikiran yuda juga yang menjurus ke arah situ, at somehow bikin aku nggak nyaman.
Apalagi di sini tuh ada bagian-bagian yang menunjukkan adanya cinta segitiga antara Yuda, Parang Jati, dan Marja, yang juga bikin aku bertanya-tanya, ini kenapa situasinya tampak aneh dan ganjil gitu.
Dan sekarang kita masuk ke poin terakhir yaitu rating. Meskipun dengan hal yang barusan aku sebutkan kurang bikin aku nyaman, aku tetep mau kasih novel ini 5 dari 5 bintang karena jujur, banyak banget hal yang bisa kuambil dari novel yang satu ini.
Novel ini jadi satu-satunya buku yang membuka pikiranku khususnya pada orang-orang yang mungkin masih menganut kepercayaan tertentu, tradisi, atau bahkan orang dengan label katrok sekalipun. selain itu novel ini juga ngasih tau ke kita kalau indonesia itu budayanya seberagam itu loh!
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Bilangan Fu yang ditulis oleh Ayu Utami. Adakah dari kamu yang sudah membaca judul ini? Boleh tulis di kolom komentar di bawah gimana impresinya terhadap novel yang satu ini!
Aku akhiri dulu blognya sampai sini, terima kasih banyak buat yang sudah baca sampai sini, dan kita akan ketemu lagi di review-review yang selanjutnya! Dadah!
Komentar
Posting Komentar