Aku yakin sebagian besar dari kalian sudah mengenal sosok Jostein Gaarder, salah satu penulis favoritku yang menyuguhkan cerita-cerita dengan nilai filsafat yang bikin kita jadi berpikir dua kali tentang arti hidup ini. Ciaelah, bahasanya puitis banget nggak tuh!
Nah kali ini aku mau mereview salah satu novel Jostein Gaarder yang tanpa aku sengaja temukan di perpustakaan kampus aku, yaitu Dunia Maya. Membaca novel ini di tengah-tengah perkuliahan cukup menantang, apalagi novel ini mengangkat tema yang nggak biasa.
Kalau kalian penasaran gimana isi dari novel ini, langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya!
Frank yang sudah lama berpisah dengan mantan istrinya yang bernama Vera, mencoba membangun komunikasi sebaik mungkin lewat sebuah surat. Lewat surat itulah Frank akhirnya mulai bercerita kehidupan sehari-hari Frank, salah satunya bagaimana dia hendak menghabiskan waktu untuk berlibur di sebuah pulau kecil yaitu pulau Taveuni.
Awalnya liburan Frank di situ tampak normal. Dia pun bertemu dengan banyak orang baru, namun ada satu pasangan kekasih yang cukup menarik perhatiannya, yaitu Jose dan Ana. Frank seolah memiliki rasa familiar ketika melihat Ana. Tidak hanya itu, sepasang kekasih ini juga sering melontarkan kalimat-kalimat aneh; tentang cinta, tentang perjalanan hidup; tentang joker; tentang apa pun.
Frank pun semakin menaruh rasa penasaran dengan dua orang ini saat mengetahui mereka berdua bisa berbahasa Spanyol, dan dengan bahasa tersebutlah pasangan kekasih ini mulai melontarkan kalimat-kalimat tersebut, tanpa mereka berdua sadari bahwa Frank pun bisa berbahasa Spanyol. Frank mulai menemukan adanya teka-teki di sini dan mencoba mencocokkan kejadian-kejadian dengan bentangan alam semesta yang lebih luas lagi.
Yang pertama di sini aku mau bahas dari narasinya dulu. Novel ini dituturkan dari sudut pandang pertama dengan Frank sebagai tokoh utamanya. Nah seperti yang tadi sempat aku singgung bahwa Frank berkomunikasi dengan mantan istrinya menggunakan surat, novel ini pun ber-layout seperti surat. Meskipun memang tidak seperti surat-surat ketika kita membaca novel dengan kutipan surat. Karena lewat narasinya, kita bisa seolah membaca sebuah surat itu langsung dengan menyertakan beberapa kata-kata yang seolah Frank bercerita kepada mantan istrinya itu.
Semakin berjalannya cerita semakin aku menemukan bahwa cerita ini unik karena fokus pembahasan mulai akan berubah kepada sepasang kekasih bernama Ana dan Jose yang mana orang-orang yang tidak sengaja ditemui oleh Frank saat dia berlibur. Di sinilah kisah semakin seru. Seolah kita melihat hidup orang lain, namun bukan dari sudut pandang orang tersebut. Wah, kalian harus baca sendiri untuk memahami apa yang aku maksud di sini!
Alurnya sendiri bergerak maju mundur di mana kita akan diperkenalkan dengan sosok Frank yang adalah seorang ahli biologi yang saat ini sedang melakukan sebuah penelitian. Sebagaimana seorang peneliti, Frank pun kerap hadir dalam beberapa acara-acara yang bersifat resmi dan formal, hingga pada satu waktu dia pun memutuskan untuk berlibur untuk melepaskan penat dari pendidikannya itu. Sementara untuk alur mundurnya itu nanti kita akan temukan ketika Frank mulai bercerita mengenai bagaimana dia memulai karirnya dan tentu narasi-narasi tentang sejarah dan evolusi manusia, mengingat dia sendiri adalah ahli biologi, kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.
Ngomongin tentang Frank, di sini langsung mau aku kaji tentang karakternya dia nih. Frank sendiri menurutku adalah seseorang yang ambisius dan bagaimana dia benar-benar mencintai pekerjaannya tuh kadang bikin aku merenung sebentar. Apalagi usia Frank yang bisa dikatakan sudah tidak muda lagi, di beberapa kesempatan tuh Frank semacam memiliki urge untuk menceritakan evolusi manusia, evolusi bumi, kepada orang-ornag yang bahkan dia baru kenal; tidak terkecuali Ana dan Jose.
Selain itu, lewat tokoh Frank kita juga bisa sedikit memahami bahwa ketertarikan terhadap sesuatu tuh emang bikin kita jadi memandang segala sesuatu lebih positif. Bagaiman Frank merasa bahwa Ana dan Jose adalah pasangan yang serasi membawanya ke masa-masa lalunya yang bahkan dia kaitkan dengan sedikit percikan filsafat, yang bikin aku juga merasa mind blowing ketika membacanya. Terutama teori keharmonisan yang diyakini oleh Frank memang ada di sekeliling kita.
Nah ini akan berlanjut ke pembahasan selanjutnya yaitu mengenai hal apa saja yang aku suka di sini. Yang pertama yaitu bagaimana novel ini nggak berhenti-berhentinya bikin aku kagum, terutama ada satu part di novel ini yang membahas tentang sebuah legenda mengenai asal usul kartu bridge yang identik dengan angka 52. Bahkan tanpa kita sadari, angka 52 tersebut ternyata adalah bagian dari keharmonisan dan keselarasan hidup.
Kemudian aku juga suka dengan bagaimana "pintar"-nya novel ini dalam memainkan kata, khususnya Maya yang dijadikan sebagai judul novel ini. Memang, Maya di sini adalah nama tokoh yang digambarkan sebagai sebuah ilusi, fana, tidak tahu apakah itu benar atau salah. Dan di Indonesia sendiri pun kita mengenal kata "maya" ini, bukan? Kayak, segala sesuatu yang terjadi di novel ini tuh benar-benar adalah sebuah kebetulan yang perfecto!
Lastly, aku suka dengan bagaimana novel ini menyinggung masalah teori evolusi, yang seperti kita tahu bahwa teori ini memang masih cukup kontroversial untuk beberapa orang. Tapi entah kenapa aku nggak menyangka bahwa kombinasi biologi dengan filsafat akan menghasilkan cerita yang ciamik seperti ini, ditambah dengan teka-teki tentang kehidupan yang menjadikan cerita ini seolah membuat pembaca mulai harus mengumpulkan kepingan puzzle demi kepingan puzzle untuk menyusun cerita yang sempurna hingga bukunya selesai. Kalau ada kesempatan, aku akan membahas buku ini secara terus-menerus!
Eh lupa keasyikan ngomongin hal yang aku suka dari novel ini. Di lain sisi untuk hal yang kurang aku suka dari novel ini adalah selayaknya novel Jostein Gaarder yang pernah aku baca, adalah bagaimana kita ahrus mempunyai daya konsentrasi tinggi saat membaca novelnya. Tidak luput dari novel ini yang butuh pemahaman ekstra bahkan harus dibaca benar-benar dalam waktu luang. Tapi di luar itu, untuk ceritanya sendiri novel ini benar-benar sebuah pengalaman yang baru buat aku pribadi.
Dan karena alasan-alasan tersebutlah aku memberikan novel ini rating sempurna; 5 dari 5 bintang!
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Dunia Maya yang ditulis oleh Jostein Gaarder. Buat kamu yang sudah baca buku ini boleh tulis pendapatnya di kolom komentar di bawah!
Aku akhiri dulu reviewnya sampai sini, terima kasih banyak untuk yang sudah baca, dan kita akan bertemu lagi di review-review selanjutnya. Dadah!
Komentar
Posting Komentar