Halo semuanya! Jadi di blog kali ini aku akan kembali mereview buku dan kali ini aku bakalan ngereviw The High Mountains of Portugal atau judul terjemahannya menjadi Pegunungan Tinggi Portugal yang ditulis oleh Yann Martel. Jadi tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita mulai!
Novel ini bercerita tentang sebuah pegungungan di Portugal yang menyimpan sebuah kisah dari berbagai tokoh. Kisah-kisah yang melibatkan pegunungan ini ternyata memiliki ikatan dengan banyak tokoh di dalam sini sehingga seolah menunjukkan bahwa setiap manusia itu ternyata saling berhubungan. Kayaknya cuma segitu yang bisa aku kasih karena hal yang mau aku bahas ada di poin-poin selanjutnya.
Narasinya di sini menggunakan sudut pandang orang ketiga dari berbagai tokoh. Buku ini tuh terbagi menjadi 3 bagian namun masing-masing bagian itu berisikan halaman yang super duper panjang, yang aku berasumsi novel ini hanya punya 3 bab. Dan di setiap bagian atau bab itu menceritakan sebuah kisah dari sudut pandang tokoh yang berbeda. Narasinya menurutku di sini nggak terlalu spesial bahkan ada masa-masa ketika narasinya itu flat bahkan ada yang kelewat flat. Namun aku cukup terpukau dengan penulis karena melakukan banyak riset di sini, terutama ketika dimunculkannya narasi mengenai bidang patologi.
Alurnya di sini menggunakan alur yang maju mundur dan jujur saja pada awalnya alurnya tuh kerasa lambat dan bosan. Bahkan aku nggak akan bohong kalau di beberapa bagian cukup sering ngantuk gitu. Di bagian pertama ini mengisahkan seorang pria bernama Tomas yang menemukan sebuah catatan bersejarah yang menunjukkan suatu benda yang dirasanya harus segera dicari sehingga dia bertekat untuk menuju pegunungan di Portugal ini menggunakan mobil keluaran Eropa terbaru milik pamannya. Kemudian di bagian kedua menceritakan seorang ahli patologi yang sedang mengusut kasus kematian seseorang dan begitu terus hingga ke bagian ke tiga nanti kita juga akan mengikuti kisah yang berbeda lagi. Yang pasti kita sebagai pembaca tuh akan dibuat bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi dan benang merah apa yang menyatukan ini semua? Dan untuk tahu jawabannya kamu bisa baca sendiri di bukunya ya!
Sekarang untuk tokoh-tokoh di sini ada banyak namun bisa kubilang tokoh utamanya cukup berperan di dalam sini dengan bantuan tokoh-tokoh sampingannya. Aku nggak terlalu ada masalah dengan para tokoh di sini dan aku juga cukup suka bagaimana penulis membuat setiap karakteristik tokoh-tokoh di dalam sini. Dan semakin kita mengikuti ceritanya, kita secara nggak sadar akan mengerti kesamaan dari tiga tokoh utama dari masing-masing bagian ini yaitu: kehilangan. Kehilangan yang bagaimana? Kamu bisa cari tahu sendiri ya!
Untuk hal yang aku suka di novel ini sudah aku singgung ya yaitu mengenai apa makna cerita ini secara keseluruhan. Karena kalau kita ngerunut dari awal, cerita ini tuh terkesan acak dan cukup boring buat aku pribadi. Akan tetapi semakin kita ke belakang helaian demi helaian benang merahnya tuh kelihatan dan dari situ aku mulai bisa menerka-nerka: "Oh jangan-jangan begini? Jangan-jangan begitu". Kemudian aku juga suka bagaimana narasi-narasi tertentu di sini sukses membuat aku takjub yang kuterka penulisnya cukup dalam untuk merisetnya sebelum dituliskan. Dan aku juga suka di sini ada dibahas mengenai novel-novelnya Agatha Christie yang kebetulan banget salah satu buku beliau ada di TBR-ku untuk bulan ini.
Meanwhile untuk hal yang gak terlalu aku suka di sini yaitu adalah endingnya. Menurutku endingnya di sini aku kayak kurang nangkep dan pembaca seolah dibuat berpikir untuk men-tafsirkan sendiri endingnya seperti apa. Dan jujur saja aku pas ngebaca endingnya jadi keinget The Little Prince, pokoknya mengingatkanku aja gitu sama buku itu. Terus kemudian mengenai ekspektasiku di awal yang kayaknya ketinggian. Karena jujur saja awalnya aku pikir ini tuh novel fantasi atau middle grade gitu tapi ternyata buku ini jauh banget dari kesan tersebut yang pas aku baca di awal-awal cukup kaget dan ngerasa capek buat bacanya. Dan bicara soal capek, aku nggak tahu kenapa buku ini nggak dikasih pembatas alias sub-bab-nya begitu. Gaya penceritaannya tuh mirip sama Keajaiban Toko Kelontong Namiya yang mana di sana hanya terdiri dari 5 bab, tapi itu pun dibagi lagi menjadi beberapa penanda sementara di sini tuh nggak ada! Yang mau gak mau 1 bab aja tuh bisa sampai 170-an halaman gitu. Dan di beberapa bagian menurutku agak cukup disturbing jadi aku kasih warning dulu sebelum baca ya.
Oke ini adalah poin terakhir alias rating dan atas beberapa dasar pertimbangan aku cuma bisa kasih 3,8 dari 5 bintang. Dibilang kecewa sebenernya nggak terlalu kecewa sih tapi dibilang suka ya.. nggak terlalu juga. Menurutku, hm, oke gitu. Dan ngebaca novel ini aku jadi tahu sedikit bagaimana budaya orang-orang yang berada atau yang hidup di Portugal.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai The High Mountains of Portugal yang ditulis oleh Yann Martel. Terima kasih buat yang sudah baca sampai sini, dan sampai ketemu di blog selanjutnya!

Komentar
Posting Komentar