Pernah nggak kalian berpikir untuk kembali ke masa lalu atau masa depan untuk sedikit memberikan perubahan pada hal yang sudah dan kelak terjadi? Mungkin hal itu sulit ya dipikirkan dengan akal sehat. Namun gimana kalau kalian tiba-tiba menemukan informasi bahwa ada satu kafe yang dapat membawa kalian menjelajahi waktu? Tergelitik untuk mencoba, pastinya. Nah itulah yang akan kalian dapatkan di cerita Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi ini. Salah satu Japanese Literature yang direkomendasikan teman booktuber dan aku cukup suka. Penasaran dengan review lengkapnya? Simak terus blog ini!
Orang yang ingin melakukan perjalanan waktu tersebut harus duduk di sebuah kursi khusus dengan meminum kopi khusus. Dan mereka diberitahu bahwa apa pun hal yang dilakukan di masa yang didatangi tidak akan merubah apa pun yang ada di masa kini. Dan satu peraturan yang harus dipahami semua pengunjung, adalah batas waktu untuk melakukan perjalanan waktu adalah sebelum kopi itu berubah menjadi dingin.
Premisnya cukup menarik, ya kan? Jadi makanya aku mencoba untuk baca buku ini. Dan juga menurut beberapa review buku ini cukup breath-taking atau mengandung unsur bawang.
Narasi di novel ini diceritakan dari sudut pandang orang ketiga dan akan menyoroti beberapa tokoh sekaligus di sini. Meskipun aku bilang diceritakan dari sudut pandang orang ketiga, kita sebagai pembaca masih diperlihatkan mengenai apa yang dipikirkan tiap-tiap tokoh di dalam sini.
Di novel ini terbagi menjadi empat bab yang masing-masing babnya menawarkan kisah yang berbeda dari para tokoh yang berbeda untuk melakukan perjalanan waktu, namun masih memiliki satu kesamaan yaitu: kafe Funiculi Funicula.
Bagian pertama di sini bercerita mengenai gadis yang menerka-nerka apakah hubungannya dengan kekasihnya akan bertahan sampai ke jenjang pernikahan. Di bagian pertama ini memang pada awalnya lebih mendominasi mengenai pengenalan kita terhadap kafe ini dan bagaimana segala sesuatunya terjadi di sini. Untuk bagian pengenalan menurutku cukup oke dan bagaimana yang tokoh gadis ini alami juga cukup membuatku menaruh simpati. Karenanya untuk cerita pertama di sini aku mau kasih rating 4.
Selanjutnya untuk bagian kedua yaitu bercerita mengenai seorang perawat yang ingin membaca surat yang ditulis oleh suaminya yang niatnya hendak diberikan kepadanya. Namun karena suatu kondisi si istri ini tidak menerima surat tersebut sehingga ia pun memutuskan untuk kembali ke masa lalu untuk melihat keadaan. Di bagian ini ada sedikit plot twist kecil yang membuatku cukup terpukau dengan bagaimana penulis menyusun alur ceritanya. Dan untuk bagian kedua ini aku juga mau kasih rating 4.
Kemudian untuk bagian ketiga di sini berkisah mengenai kakak-beradik. Karena suatu kondisi akhirnya si kakak ini memutuskan untuk kembali ke masa lalu untuk bertemu dengan adiknya untuk yang terakhir kalinya. Menurut review orang-orang di bagian ketiga inilah cerita yang paling sedih. Aku bisa bilang aku setuju namun di satu sisi aku juga merasa nggak segitunya sih. Dan aku juga merasa di bagian ini sedikit repetitif. Jadi karenanya aku mau kasih rating 3,8.
Dan kita berada di bagian terakhir yaitu tentang seorang ibu yang ingin melihat kehidupan anaknya. Cerita keempat ini sedikit berbeda karena si ibu pergi ke masa depan untuk bertemu dengan anaknya yang nggak akan pernah bisa lihat. Di bagian ini hatiku sedikit terenyuh dan aku bisa merasakan aura suram dari bagian ini. Di bagian ini pula menurutku penulis bisa memainkan peran timeline di sini dan ada beberapa pertanyaan yang masih menggantung kalau buat aku. Namun aku cukup suka, makanya aku mau kasih rating 4,2 buat bagian ini.
Secara keseluruhan hal yang aku suka di sini yaitu mengenai unsur time travel itu sendiri dan bagaimana penulis di sini lihai dengan time travelnya. Dan juga dengan menggunakan setting di kafe cukup membuat kesan manis terhadap cerita ini. Maklum, aku ini suka minum kopi jadi baca cerita ini kebayang lah enaknya rasa kopi gitu. Hahaha. Dan juga aku suka bagaimana penulis di sini bisa menghubungkan semua tokoh dan membuat penjelasan kecil di setiap bagiannya yang menuntun kita untuk dijabarkan penjelasan-penjelasan yang mungkin kita pertanyakan di awal cerita.
Sementara untuk hal yang kurang aku suka di sini mungkin terletak pada bagian yang repetitif. Dan repetisi itu nggak cuma satu atau dua kali tapi cukup sering. Namun anehnya meski begitu aku cukup menikmati kalimat-kalimat yang sudah tertulis sebelumnya itu karena kesannya kayak di cerita yang berbeda-beda.
Karena tadi aku rating buku ini per-bagian di sini aku sudah totalin yaitu 16, dan aku bagi dengan jumlah bagiannya yaitu 4 sehingga rating akhir untuk buku ini secara keseluruhan yaitu 4 dari 5 bintang. Aku rekomendasikan buku ini buat bacaan selingan kamu atau mungkin buat kamu yang cari bacaan-bacaan manis namun terkesan magical.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Funiculi Funicula yang ditulis oleh Toshikazu Kawaguchi. Terima kasih buat yang sudah baca sampai sini, dan sampai ketemu di blog selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar