Ada nggak di antara kalian yang sekarang lagi menjalankan program diet? Baik untuk yang menurunkan, mempertahankan, atau menaikkan berat badan? Atau mungkin yang cuma sekadar menjaga pola makan dengan memperbanyak makanan-makanan yang bernutrisi? Atau mungkin lagi, makan apa pun nggak jadi masalah besar?
Nah, pernah nggak sih kalian berpikir bahwa kelangsungan hidup kita baik yang menimbulkan dampak positif dan negatif (contohnya terserang penyakit) itu semuanya bermuara dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari? "Ah, nggak mungkin. Kalau sakit mah udah takdir Tuhan!"
Nah dengan membaca buku Mitos dan Fakta Kesehatan 2 yang ditulis oleh Erikar Lebang ini mungkin kalian akan sedikit tercerahkan dan ke depannya lebih menghargai esensi dari makanan yang masuk ke tubuh kalian.
Simak terus pembahasannya ya!
Secara garis besar di sini penulis menjabarkan bahwa sarapan idealnya kita memakan buah dan menempatkan buah pada posisi pertama karena dia mudah dicerna. Kalau dari apa yang selama ini aku pahami, makanan yang bersifat kompleks atau yang lama dicerna itu sama dengan menahan rasa kenyang lebih lama. Namun di sini penulis lebih meluaskan lagi pemikiranku itu bahwa makanan yang seperti itu justru membuat tubuh kerja ekstra keras yang mengakibatkan merasa tidak fit bahkan ketika hari masih pagi.
Di bagian ini pula kita dihimbau untuk mulai bisa membiasakan makan makanan sehat dan juga disertakan beberapa contoh apa saja makanan yang sebaiknya dihindari pada saat sarapan. Selain jenis makanan yang harus diperhatikan, penulis menghimbau untuk juga memperhatikan dari segi proses atau cara makannya. Kamu bisa baca sendiri untuk tahu lebih jelasnya ya!
Selanjutnya di bab dua yang berjudul Diet dan Pola Makan, secara keseluruhan aku paling suka dengan bab yang ini karena membahas seputar diet. Ups, ketahuan nih aku juga lagi diet. Tapi selain karena faktor merasakan hal yang relate, aku merasa bab ini padet banget dan membukakan perspektif yang mungkin selama ini aku anggap "benar".
Di sini penulis juga menceritakan pengalamannya yang sempat menjalankan diet dan bagaimana kisahnya hingga mencapai persentase lemak yang rendah. Namun semakin berjalannya waktu beliau akhirnya mulai menyadari apa sih arti sesungguhnya dari diet itu.
Aku coba kutip ya mengenai apa yang penulis pikirkan mengenai diet, yaitu ada di halaman 75. Penulis mengatakan seperti ini: "Diet seharusnya berlangsung selama seumur hidup, bukan sekadar dilakukan lalu dihentikan saat bosan atau karena tidak mampu lagi.
Diet seharusnya menjaga fungsi dan kualitas kesehatan, bukan sekadar memanipulasi tubuh agar mendapatkan bentuk yang sesuai keinginan."
Nah selain itu di sini juga dijabarkan mengenai pola makan yang bisa diterapkan di saat-saat lain. Di sini penulis menggunakan kondisi pada saat lebaran dan sakit. Dan sumpah deh membaca dua bagian ini juga membukakan pintu fakta baru buat aku karena hal tersebut mungkin dianggap sepele namun penulis bisa menjabarkannya dengan entengnya.
Lanjut ke bab tiga yang berjudul Pencernaan. Nah kalau di bab ini sudah mulai agak serius nih pembahasannya, karena kita akan diperlihatkan mekanisme organ dan sistem pencernaan itu seperti apa dan bagaimana reaksinya bila diberi suatu substansi tertentu (zat makanan ya dalam kasus ini).
Nah di bab ini aku sedikit terbuka pikirannya yaitu mengenai kondisi asam-basa pada tubuh. Secara normal seharusnya tubuh lebih harus bersifat netral cenderung basa karena dari situlah bisa terciptanya harmoni pada organ pencernaan kita dan keseluruhan tubuh kita.
Selain itu penulis menjabarkan tanda badan sehat itu dilihat dari usus seseorang. Untuk topik ini aku juga sudah sering mendengarnya, salah satunya dari edukasi yang disampaikan oleh salah satu influencer yang membahas tentang health: Yulia Baltschun. Memang kondisi ini bisa menjamin kondisi tubuh seseorang karena jika dibandingkan dengan kondisi orang yang mengalami gangguan pada organ tertentu, ususnya sangat kotor.
Sedikit warning mungkin bagian ini jangan dibaca waktu lagi makan atau selesai makan karena akan menampilkan gambar usus beserta "aksesoris"-nya. Jadi kalian harus siap-siap ya! Ngomongin usus, di sini juga disebutkan masalah umum yang mungkin sering kali dialami semua orang: BAB yang tidak lancar. Kalian bisa baca bagian ini karena kalian akan menemukan sebuah solusi yang mungkin selama ini kalian cari.
Next ke bab empat yang judulnya Penyakit. Nah bab ini juga menjadi favoritku karena sangat-sangat membukakan wawasanku. Aku berani bilang begitu karena memang itulah yang aku rasakan setelah selesai membaca setiap bagiannya di sini.
Di sini penulis bisa mematahkan stigma yang mungkin tertanam di setiap pemikiran orang yaitu penyakit adalah takdir tuhan apalagi jika keluarga mempunyai riwayat-riwayat penyakit yang "memungkinkan". Dari segi medis dan dari paham yang dibentuk penulis, semua itu bermuara dari makanan. Memang penulis selalu mengerucutkan setiap permasalahan pada makanan karena memang hal eksternal itulah yang akan mempengaruhi perubahan pada tubuh seseorang.
Pokoknya aku suka dengan bab ini karena bener-bener bikin "melek" dan mungkin untuk beberapa orang aku yakin bagian ini cukup "menampar".
Sedikit kupercepat, sekarang kita ke bab lima yang membahas mengenai Air. Ternyata intake air tuh nggak sesederhana 2 liter perhari loh! Di sini penulis sedikit menjabarkan beberapa teori dan praktik yang sudah trial and error yang berkaitan mengenai air. Dan di sini penulis juga menjelaskan bahwa intake cairan haruslah 100% berasal dari air putih. Tidak dari cairan lain apalagi yang bersifat diuretikal (bersifat membuang banyak cairan tubuh).
Kemudian kita masuk ke bab enam yang membahas tentang Olahraga. Di bagian ini penulis lebih banyak menjabarkan mengenai apa saja sih keluhan-keluhan seseorang ketika atau pasca melakukan olahraga. Dan yang aku suka di sini penulis lebih mengulik hal atau faktor lain yang mungkin nggak pernah terpikirkan oleh para penderita. Pokoknya bagian ini nggak kalah mind-blowingnya deh. Dan masih sedikit nyambung dengan bab sebelumnya yang membahas Air.
Lastly! Setelah kalian baca tulisan yang super panjang abis kita ke bab terakhir yang membahas mengenai Obat. Bab ini juga menjadi penutup yang sempurna yang mana menurutku cocok menjadi kesimpulan utuh mengenai semua problema yang kita "konsumsi" di sepanjang buku ini.
Bab ini juga menjelaskan berbagai macam mitos yang beredar terkait penggunaan obat. Seperti: "kalau takut kolestrol cukup sedia obat pencahar", "gula darah naik hindari gula instan", "hindari ini hindari itu, perbanyak minum obat". Di bab ini aku suka karena penulis juga sedikit sarkastik mengenai pemikiran dangkal tersebut dan lagi-lagi, mematahkan stigma tersebut.
Sehingga penjelasan di bab ketujuh ini juga seperti merangkai keenam bab sebelumnya dan makin memperkuat lagi kalau ucapan yang kusebutkan di atas tadi itu 100% untuk membodohi orang lain.
Oke aku mau menutup ulasan bukunya sehingga untuk hasil akhir, aku mau kasih rating 5 bintang full untuk buku ini. Buku ini impactful banget dan kayaknya semua orang harus coba baca judul ini untuk ikutan "melek" juga terhadap makanan yang kita konsumsi. Dan sehat itu bukan sekadar kita nggak minum obat loh. Dan sakit itu juga nggak nunggu kita harus "tepar" dulu.
Itu tadi adalah reviewku mengenai buku Mitos dan Fakta Kesehatan 2 yang ditulis oleh Erikar Lebang. Meskipun ini buku keduanya dari Mitos dan Fakta Kesehatan, tapi buku ini membawakan informasi yang padat dan aku setelah membaca judul ini jadi mencoba untuk memperbaiki pola makanku sedikit demi sedikit. Makasih banyak buat yang sudah baca sampai sini dan kita ketemu lagi di blog selanjutnya!

Komentar
Posting Komentar