Nggak kerasa sudah bulan April ya! Dan di awal April ini kita bagi yang muslim melaksanakan ibadah puasa. Nah di sini aku kembali membawa rekomendasi ke kamu salah satu novel lokal bergenre romance yang bisa kamu coba baca di bulan puasa. Novel yang aku bahas dari tadi adalah Cintaku di Lockdown karyanya Leonardo Dasduo. Jadi tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita mulai yuk ke videonya!
Duta merasa Icha adalah sosok yang sefrekuensi dengan dirinya, sosok yang membuatnya lebih menemukan dirinya sendiri. Namun karena suatu kondisi mereka pun akhirnya berpisah dan mereka seolah tidak memiliki celah untuk berinteraksi lagi.
Dari situ Duta mulai memperjuangkan untuk bertemu kembali dengan Icha, dan melakukan segala hal yang bahkan bisa kubilang antimainstream demi melihat Icha kembali.
Sayangnya segala usaha sudah dicoba oleh Duta namun semakin ke belakang Duta merasa dia tidak menemukan titik cerah. Apakah Duta akan menyerah dan move on? Kalian bisa baca di bukunya sendiri ya!
Kalau dari premis yang aku kasih tahu mungkin kalian juga akan mikir kalau premis-premis seperti itu cukup umum ditemui di novel romance ya. Aku pribadi memang bisa setuju karena biasanya alur utama dalam sebuah cerita romance biasanya nggak jauh-jauh beda dari yang seperti itu. Akan tetapi bagaimana penulis menggambarkan segala sesuatunya di sini lumayan bisa cukup relate dengan kita kalau menurutku. Relate seperti apa? Yuk simak reviewnya.
Pertama-tama di sini aku mau bahas narasinya dulu. Di sini menggunakan sudut pandang orang pertama dari sudut pandangnya si Duta. Untuk penceritaannya di sini cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang santai, yang kalau kubilang layaknya novel-novel wattpad gitu deh. Instead of pakai kata ganti aku-kamu di sini memakai gue-elu, yang sebenernya nggak terlalu mengganggu kok untuk aku pribadi. Aku masih bisa menikmatinya.
Dan juga aku suka dengan bagaimana penulis menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatunya di sini. Baik dari suasanya, setting tempatnya, atau bahkan setting waktunya. Dan ya, dari judulnya mungkin kamu bisa menebak juga ya kalau di novel ini mengambil setting waktunya pada masa-masa kita dikarantina mandiri atau pada jaman-jaman PPKM tahun lalu. Yang membuatku baca novel ini sedikit nostalgia.
Sekarang aku mau bahas alurnya, di sini menggunakan alur maju yang bermula ketika Duta datang ke tempat vaksin untuk dapet vaksin batch pertama. Dia awalnya ya semacam males-malesan gitu deh sampai dia bertemu dengan seorang gadis di situ. Singkat kata mereka berkenalan dan mulai mengobrol. Ternyata Duta nggak menyangka bahwa obrolan mereka begitu mengalir dan Duta merasa gadis ini menjadi sosok yang menarik di matanya.
Mungkin pada awalnya beberapa dari kamu sedikit bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya akan tetapi di sini penulis membuat semacam pembelokan plot yang membuat kita sedikit merasakan apa yang dirasakan oleh si Duta di sini.
Oke selanjutnya aku mau bahas mengenai tokoh-tokoh di dalam sini. Di sini nggak terlalu banyak sih tokohnya, hanya meliputi Duta dan keluarganya beserta sahabatnya. Untuk karakter Duta sendiri bisa kubilang cukup standar layaknya remaja pada umumnya, yang juga merasakan dampak dari adanya pandemi ini yaitu online school. Aku sebagai siswa yang juga merasakan online school somehow bisa relate dengan kehidupan Duta yang sedikit digambarkan di sini: mulai dari bangun pagi buka zoom, tugas-tugas, dan semacamnya.
Kemudian seiring dengan berjalannya cerita, penulis di sini menambahkan sepercik tokoh-tokoh baru yang mendukung segala sesuatu yang terjadi di sini. Dan aku suka bagaimana penulis membuat sifat tokoh-tokoh baru ini sebegitu kreatifnya karena sifat seperti itu aku yakin ada di dunia nyata. Jadi membaca karakter tokoh di sini beneran berasa terjadi di kehidupan nyata gitu loh.
Selanjutnya aku mau kasih tahu hal-hal apa saja sih yang kusuka dari novel ini. Yang pertama tentu dari ide ceritanya itu sendiri, aku suka bagaimana penulis mengembangkan ceritanya di dalam sini sehingga membuat ceritanya sedikit antimainstream namun di satu sisi tetap mempertahankan unsur romance dan slice of life nya itu, sehingga membuat novel ini juga berasa hidup.
Yang kedua aku suka dengan bagaimana penulis menyelipkan kejadian nyata yang aku yakin pernah dialami sebagian besar oleh kita di dalam novel ini, yang ketika membacanya bikin kita sebagai pembaca pasti merasa relate atau bernostalgia. Sebut saja seperti yang sudah aku singgung seperti online school, work from home, kemana-mana bawa hand sanitizer, habis keluar rumah langsung cuci tangan, bahkan suasana di tempat penyuntikan vaksin juga bikin aku sedikit mengingat-ingat kejadian waktu itu!
Jadi secara cerita, novel ini memang sudah melebihi oke dan menjadi salah satu novel romance favorit aku.
Akan tetapi, di sini ada beberapa kekurangan yang mungkin harapanku ke depannya diperbaiki lagi. Yaitu aku merasa kalau di novel ini masih kurang masuk proses editing yang membuat ditemukannya beberapa kata-kata typo atau kata yang ditulisnya dobel. Kemudian aku juga merasa beberapa kalimat agak kurang enak dibacanya jadi aku bahkan perlu membacanya beberapa kali atau bahkan membaca dengan versiku sendiri--yang mana dengan pengurangan atau penambahan kata tertentu.
Kemudian untuk layout buku ini aku juga merasa agak gimana gitu sih, karena bentuknya justify gitu, bukan berbentuk paragraf seperti buku-buku yang biasa kita baca. Akan tetapi itu tadi, dari segi cerita novel ini sudah kelewat oke.
Dan karena berbagai aspek tersebut ini membawaku ke pertimbangan terakhir yaitu rating, di sini aku mau kasih ratingnya 3,9 dari 5 bintang. Beberapa poin minus itu terdapat dari beberapa hal yang sudah aku sebutkan tadi, ya. Tapi aku tetap merekomendasikan ke kamu untuk baca judul ini terutama kalau kamu suka baca novel romance atau lagi cari bacaan yang ringan.
Dan sebelum menutup reviewnya aku mau mengucapkan terima kasih untuk penulisnya alias Leonardo Dosduo telah memberiku kesempatan untuk baca dan mereview buku ini.
Oke itu tadi adalah racun baru novel romance yang bisa kamu baca di bulan puasa atau kapan pun pastinya. Sekali lagi terima kasih untuk mas Leonardo. Dan aku akhiri sampai sini blognya dan kita ketemu lagi di blog selanjutnya!

Komentar
Posting Komentar