Kemarin aku sempat menyelesaikan satu novel berbahasa Inggris lagi nih, dengan tema yang bisa kubilang semacam teen fiction gitu. Jadi kayaknya novel ini bakalan cocok buat kamu yang mau belajar bahasa Inggris dengan cerita-cerita ringan.
Novel yang aku omongin barusan itu Ten Hours to Live karyanya Pete Johnson. Dan FYI, novel ini aku selesaikan tepat di hari ulang tahunku di tanggal 26 kemarin! Kalau kamu penasaran bagaimana impresiku mengenai novel ini, simak terus ya blognya!
Hingga suatu hari Ben bertemu dengan adik sahabatnya, Nick, yang bernama Sophie, dan Ben pun semakin sering bercakap-cakap dengan Sophie, hingga membuat mereka akhirnya berada dalam suatu hubungan, dan membukakan Ben kesempatan menjadi penulis naskah dalam klub teaternya hingga mencetak prestasi nasional.
Hubungan yang awalnya baik-baik saja tidak disangka berubah seratus delapan puluh derajat. Ben tentu saja tidak mengantisipasi hal ini terjadi, sembari terus berharap bahwa dirinya tidak membuat kesalahan.
Kawan lama dari Ben yang lain yaitu Jenny dan Simon, memutuskan bahwa apa yang dilakukan Ben tidak sepenuhnya perlu dipusingkan, dan menghimbau untuk fokus dengan kehidupan sekarang. Namun Ben yang mengalami kekalutan tentu tidak mau mendengar.
Lantas bagaimanakah kehidupan Ben selanjutnya? Kamu bisa cari tahu di dalam novelnya ya!
Untuk narasi di sini aku bisa bilang cukup enak untuk diikutin, bahkan di bagian awal aku juga mention jika novel ini cocok untuk kamu yang mau belajar bahasa Inggris. Karena memang diksi-diksi yang digunakan cukup sederhana, grammarnya pun nggak terlalu yang sampe metaforik banget, jadi kurasa memang cocok untuk digunakan sama English learners.
Selanjutnya untuk alurnya sendiri bisa aku bilang alur maju mundur, di mana di bagian awal kita akan disuguhkan dengan kehidupan Ben di masa sekarang yang merasa dirinya awut-awutan dan kedua teman lamanya itu mengajaknya untuk jalan-jalan. Ben yang awalnya merasa lesu mulai teringat kembali kepada masa-masa lalunya yang melibatkan Sophie, dan dari situ kita mulai diajak ke kisah Ben di masa-masa sebelum kenal Sophie hingga akhirnya pada masa sekarang ini.
Tokoh-tokoh di dalam novel ini sebenarnya ada banyak tapi yang menjadi sorotan memang hanya Ben dan beberapa orang terdekatnya saja termasuk Sophie. Well bisa kubilang tiap tokoh nggak terlalu kuat untuk karakternya, atau mungkin dalam kata lain cukup monoton. Memang di beberapa bagian tokoh-tokoh di sini tidak menunjukkan perkembangan, bahkan bisa kubilang Ben pun juga tidak mengalami perkembangan. Untuk tokoh Ben sendiri aku merasa dia bisa menjadi optimis tapi di sisi lain dia juga cukup pesimis.
Sekarang aku mau bahas hal yang aku suka dari novel ini, yang pertama tentu saja cover novel ini yang cukup apik sehingga memikatku untuk mulai baca novel ini. Kemudian mengacu pada pembahasan di poin sebelumnya, aku suka bagaimana cerita yang ditampilkan di sini cukup fresh dan sederhana, jadi tidak ada konflik berat yang membebani pembaca gitu.
Sementara untuk hal yang kurang kusuka mungkin terletak pada penempatan judul. Aku merasa belum menemukan jawaban mengapa novel ini diberi judul Ten Hours to Live, yang membuatku mengira pada awalnya novel ini adalah novel thriller, ditambah lagi kalimat pertamanya yang cukup meyakinkanku bahwa ini adalah novel thriller, tapi novel ini bergenre romance. Selain itu di beberapa part aku juga agak kurang suka dengan sikap Ben yang merasa ingin dimengerti tapi dia tidak mengerti kondisi orang lain.
Akhirnya aku cuma bisa kasih 3 dari 5 bintang untuk novel ini. Meskipun kurang masuk cup of my tea, tapi aku tetap akan rekomendasikan buat kamu yang cuma pengin cari bacaan ringan dalam bahasa Inggris untuk improve bahasa Inggris kamu!
Komentar
Posting Komentar