Halo semuanya, akhirnya... kita ketemu lagi di sesi review buku setelah hampir sebulan aku ngilang dan gak kasih review-review buku lagi ke kamu.
Aku jelasin dulu kali ya, aku ke mana aja selama ini. Setelah review buku terakhir di segmen ini aku ada semacam ujian gitu deh, jadinya aku nggak bisa membagi fokusku buat nulis blog. Dan juga rata-rata bacaanku di bulan Maret itu semacam easy-reading jadi kupikir nanggung kalau dibikin review khususnya. Jadi nanti kamu bisa cek di segmen wrap up saja ya untuk lebih lengkapnya!
Anyways, selamat menunaikan ibadah puasa buat kalian yang menjalankan. Nggak kerasa ya sudah menginjak bulan puasa lagi di tahun ini! Semoga ibadahnya jadi berkah ya, amin.
Oke balik lagi, jadi di blog kali ini aku bakalan mereview salah satu karya Tere Liye yaitu Si Anak Spesial. Dan ini termasuk ke dalam Serial Anak Mamak. Kalau kamu penasaran gimana impresiku terhadap judul ini, langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya!~
Singkatnya lewat novel ini kamu akan mendapati bagaimana kehidupan di sekeliling Burlian ini berlangsung, bagaimana chemistrynya dengan teman-temannya, dan yang terpenting adalah bagaimana hubungan Burlian ini dengan keluarganya sendiri. Serta julukan yang diberikan kepada Bapak dan Mamaknya, yaitu "Anak Spesial".
Sebelum lebih jauh ke reviewnya, aku mendapatkan buku ini di Google Play Books secara gratis yang waktu itu dibagi-bagikan sama Tere Liye-nya langsung. Jadi langsung saja kudownload dan kubaca. Dan yang kubaca ini adalah versi unedited jadi benar-benar naskah yang masih belum diotak-atik oleh penerbit.
Dan mungkin buat kamu yang familiar, judul yang ini sebenarnya adalah judul baru dari novel Burlian yang sudah terbit lama dan juga sudah beberapa kali mengalami pergantian cover dan judul. Dan kalau kamu ke toko buku bakalan nemu versi yang seperti aku kasih lihat di atas.
Oke sekarang di sini yang pertama aku mau bahas mengenai narasinya. Di sini menggunakan sudut pandang orang pertama dari sudut pandang si Burlian sendiri. Aku pribadi merasa suka dengan penulisan ceritanya serta bagaimana perpaduan kata yang dipakai oleh penulis. Mungkin karena novel ini bersetting di Sumatra, jadi ada sedikit logat-logat atau cara berbicara yang unik dari tokoh-tokoh di sini, meski mereka tetap menggunakan Bahasa Indonesia.
Deskripsinya juga menurutku sederhana, tidak terbelit-belit, jadi tetap tersampaikan kepada pembaca. Contohnya saja di sini deskripsi seperti tempat, kebiasaan, dan mungkin seluk beluk kehidupan secara survival bakalan kamu temui di sini. Mengingat penduduk di sini sudah terbiasa berdekatan dengan alam jadi kamu bakalan nemu juga tuh narasi yang menunjukkan adegan seperti penangkapan ikan, memanen buah, dan lain-lain.
Alur dari novel ini dibuat maju mundur seperti sedang menceritakan kisah pribadi yang dialami oleh Burlian. Meskipun butuh sedikit adaptasi untuk mengikuti pergantian alur itu, lama-kelamaan aku bisa semacam "memprediksi" jika akan ada pergantian alur. Dan sebenarnya kamu nggak perlu khawatir juga karena akan ada penanda yang menunjukkan pergerakan cerita yang berbeda.
Novel ini dibuka oleh suasana keluarga Burlian yang sedang berkumpul sebelum tidur, dengan Mamak yang menceritakan kisah semasa mengandung Burlian. Dari awal saja kita sudah bisa merasakan kehangatan yang diciptakan di situ, hingga masuk ke bab berikutnya yang mulai mengeksplorasi kehidupan di kampung Burlian tinggal.
Tokoh-tokoh di novel ini bisa kubilang banyak banget, termasuk keluarga Burlian sendiri yang anggotanya mencapai enam orang. Di sini kita juga akan mengikuti kehidupan Burlian di sekolahnya yang bisa terbilang mengkhawatirkan, kondisi politik di kampung itu, sampai beberapa hal-hal semacam isu datangnya pertolongan ataupun ancaman pemburu.
Setiap tokoh di sini mempunyai karakter yang khas yang bisa membuat semacam first impression tersendiri gitu deh, hahaha. Dan karakter-karakter itulah yang mulai membentuk pribadi dari anak-anak Mamak nantinya. Burlian sendiri aku bisa bilang dia cukup ceria selayaknya anak seusianya. Dia juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, yang benar-benar dijadikannya punya julukan sebagai "Anak Spesial".
Sekarang aku mau bahas mengenai hal yang aku suka dari novel ini. Yang pertama selain kelincahan penulis menarasikan ceritanya, aku juga suka nih karena di sela-sela ceritanya kamu akan menemukan bumbu-bumbu spicy alias sindiran keras terhadap kaum atas. Tere Liye bisa dengan mulus memasukkan hal tersebut ke dalam ceritanya seolah itu benar-benar menyatu dengan ceritanya.
Aku juga suka dengan bagaimana tokoh-tokoh di sini bisa saling menguatkan dengan pribadi mereka masing-masing, dan memiliki semacam ambisi tersendiri.
Sementara untuk hal yang kurang aku suka di sini, mungkin di beberapa bagian di pertengahan beberapa topik sedikit menyimpang atau kurasa nggak perlu-perlu banget dimasukkin di dalam buku. Yet again, ini adalah versi unedited jadi wajar saja akan ada berlembar-lembar bagian yang hanya terkesan "menebal-nebali" saja.
Akan tetapi menurutku untuk ukuran naskah yang belum diedit saja, buku ini sudah cukup apik untuk diikuti dan dengan sentuhan editing penerbit buku ini kujamin bakalan lebih perfecto lagi.
Dan ini membawaku ke kesimpulan terakhir mengenai rating, aku mau kasih novel ini 4 dari 5 bintang. Aku bisa bilang ini rekomendasi yang fun untuk diikuti. Bahasanya ringan. Memasukkan nuansa lokal juga oke. Dan novel ini tuh sedikit banyak mengingatkanku sama judul lain dari Tere Liye yaitu Dia Adalah Kakakku yang pernah aku baca Februari tahun lalu.
Ngomong-ngomong, buat kamu yang sudah baca buku ini, share dong impresinya dan apakah Serial Anak Mamak ini harus dibaca berurutan? Kalau aku baca di sini sih rasa-rasanya ceritanya semacam berdiri secara terpisah.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Si Anak Spesial yang ditulis oleh Tere Liye. Semoga aku ada kesempatan untuk membaca judul yang lain dari serial ini. Apalagi beberapa versi cetak ulang dengan cover barunya tuh bener-bener cakep dan rasa-rasanya collectable banget!
Sampai sini dulu blognya dan kita ketemu lagi di blog selanjutnya ya! Dadah!

Komentar
Posting Komentar