Blog ini akan menjadi blog terakhir di 2023 di mana untuk menutup tahun aku akan memberikan reviewku mengenai salah satu novel thriller yang baru saja aku selesaikan di bulan ini. Setelah cukup lama aku nggak baca novel thriller, aku akhirnya memilih The Woman in the Window karyanya A. J. Finn untuk dibaca, dan ini ternyata di luar dugaan banget!
Penasaran bagaimana impresiku lebih lanjut mengenai novel ini, langsung saja yuk kita mulai ke reviewnya!
Novel ini bercerita tentang Anna Fox, seorang wanita yang tinggal di sebuah rumah berlantai empat. Kegiatan Anna setiap harinya adalah memata-matai para tetangganya dari jendela rumahnya. Lewat jendela itu, Anna mampu mengetahui apa saja rahasia yang ada di sekitarnya.
Suatu hari rumah di seberang taman kedatangan pengunjung baru, setelah pengunjung lamanya menyewakan rumah tersebut. Awalnya Anna tidak merasa ada yang aneh dengan keluarga kecil di sana, hingga suatu hari dia melihat kejadian yang tidak akan dia lupakan.
Lewat jendela kamar tidurnya, dia melihat Jane, wanita yang tinggal di rumah itu ditusuk menggunakan sesuatu yang berkilauan. Anna yang panik menelepon polisi. Sembari menunggu kedatangan polisi, dia mencoba keluar dan mencari tahu apa yang terjadi pada Jane.
Nahas, agorafobia yang diidap oleh Anna kambuh dan dia pingsan. Ketika dia terbangun, dia panik karena masih mengingat ada Jane yang harus diselamatkan. Pihak polisi mengatakan bahwa tidak ada seseorang yang tertusuk.
Ketika didatangkan sosok yang diyakini Anna sebagai Jane Russel, Anna mendapati wanita itu berbeda dengan yang dilihat dan dikenalnya. Semua orang mulai menuduh Anna melakukan kegilaan, terlebih karena pengaruh obat dan kondisi mental yang dialaminya.
Apakah Anna benar-benar gila, halusinasi semata? Atau benar ada orang bernama Jane yang ditusuk yang dilihat oleh Anna? Kamu bisa baca sendiri di bukunya ya.
Sekarang kita mulai review dari novel ini. Yang pertama aku mau bahas tentang narasinya. Novel ini diceritakan dari sudut pandang orang pertama dari sudut pandangnya Anna. Karena POV dari Anna, kita jadi tahu sedikit banyak mengenai kehidupan Anna. Anna adalah seorang psikolog yang sering mendengarkan banyak keluh kesah orang-orang di forum internet yang dia kembangkan. Selain itu kita juga tahu bagaimana kehidupan berkeluarga Anna di mana dirinya telah berpisah dengan suaminya dan anaknya bersama suaminya.
Di beberapa bagian kita bisa melihat betapa "kacau"-nya Anna. Anna sendiri mengidap agorafobia di mana dia akan merasakan cemas ketika berada di tempat terbuka atau tempat yang ramai. Kondisi inilah yang setidaknya cukup sering memperparah keadaan Anna. Dia juga memiliki seorang psikolog yang rutin mengunjungi rumahnya seminggu sekali. Sehingga kadang aku sebagai pembaca juga dapat merasakan bagaimana Anna sepertinya mulai tidak bisa mengontrol dirinya.
Ditambah dengan kejadian dirinya melihat Jane yang ditusuk, membuat beberapa spekulasi buat aku pribadi.
Alur dari novel ini bergerak maju mundur. Di mana untuk alur maju kita akan mengikuti kejadian di masa sekarang. Dimulai dengan Anna dengan kebiasaan mengintai lewat jendelanya itu, sampai-sampai mendapati adanya tetangga baru di rumah di seberang taman. Awalnya semua berjalan lancar hingga Anna merasakan adanya keanehan dari keluarga di seberang taman.
Untuk alur mundurnya, kita akan mengikuti kisah ketika Anna dan suaminya masih bersama. Bagaimana mereka menghabiskan waktu dan bagaimana mereka sampai ke keputusan untuk memberi tahu putrinya bahwa mereka berdua akan berpisah.
Awalnya aku sendiri juga nggak ngerti kenapa ada penuturan atau dua kisah yang kesannya kayak nggak nyambung, tapi semakin diikuti itu ternyata menjadi benang merah tersendiri yang akan mengarahkan kita ke plot twist nantinya.
Untuk tokoh-tokoh di sini sebenarnya ada banyak. Selain Anna, di rumah itu juga ada David, pria yang tinggal di ruang bawah tanah untuk menyewa satu lantai rumahnya. Juga ada beberapa tokoh lain seperti psikolog, sahabat, suami, dan anak Anna.
Bisa kubilang tokoh-tokoh di sini tuh pada abu-abu semua. Seolah mereka ini kadang juga gila dengan perilakunya sendiri. Kamu bisa baca sendiri di novelnya untuk tahu seberapa "gila" yang aku maksud di sini!
Sekarang aku mau bahas hal yang aku suka dari novel ini. Yang pertama bagaimana penulis membangun suasana di dalam novel ini yang menurut aku porsinya pas. Kecepatannya tuh menurut aku nggak terlalu lambat ataupun cepat. Semuanya dibangun dengan perlahan dan sempurna. Bahkan bisa kubilang novel ini vibe nya abu-abu atau suram banget gitu ya. Apalagi bagaimana tempat tinggal Anna digambarkan: sebuah rumah besar dengan empat lantai plus satu lantai bawah tanah. Mungkin karena ini setting-nya di Inggris, nggak benar-benar bawah tanah, tapai lantai satu alias ground floor.
Selain itu tentu saja dengan plot twist di novel ini! Ketika plot twist itu diungkapkan aku bener-bener syok dan melongo mengenai bagaimana keadaan semakin berbalik ketika kita mengetahui satu rahasia yang mulai terungkap itu. Sebenarnya terungkapnya plot twist itu adalah karena ulah omongan salah satu tokoh. Namun itu sukses bikin aku mulai buyar memikirkan banyaknya teori yang telah kususun selama membaca novel ini.
Penulis juga halus banget dengan memasukkan banyak kejadian-kejadian yang membuat pembaca kehilangan fokus atau tidak menaruh curiga pada beberapa tokoh. Ada tokoh-tokoh yang seolah memiliki alibi kuat bahwa dia adalah pelakunya, namun pembaca ternyata bisa meleset!
Sementara untuk hal yang aku kurang suka ini berkaitan dengan tokoh detektif/polisi di dalam novel ini. Aku entah kenapa merasa bahwa dua tokoh tersebut kurang berguna di cerita ini, yang justru hanya menambah masalah dan menyudutkan Anna. Kadang aku juga dibuat bingung dengan pikiranku sendiri. Apakah para detektif itu yang gila, atau justru Anna?
Lagi-lagi penulis sukses masuk ke pemikiran pembaca. Seolah-olah penulis udah tahu celah dari pembaca dan dengan mudah membuat kita memikirkan hal yang sebaliknya.
Ini juga berlanjut pada poin selanjutnya yaitu rating, untuk The Woman in the Window ini aku mau kasih 4,5 bintang. Belum sempurna 5 bintang karena ada beberapa bagian dari novel ini, khususnya bagian menuju ending, yang menurut aku sedikit sukar untuk dibayangkan dan terkesan nonsense.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel The Woman in the Window karyanya A. J. Finn. Buat kamu yang sudah baca boleh banget tulis opininya di kolom komentar.
Aku akhiri dulu blognya sampai sini dan kita akan ketemu lagi di blog selanjutnya, dadah!~
Komentar
Posting Komentar