Sudah lumayan lama aku nggak baca novel romance, dan bulan ini baru punya kesempatan lagi untuk baca novel romance yang akan aku review di blog kali ini.
Di kesempatan kali ini aku mau mereview novel Zero Class karyanya Pricillia A. W. Novel ini kayaknya beberapa waktu belakangan cukup ngehype dan aku baru bisa baca di bulan ini. Jadi tanpa berlama-lama lagi langsung saja yuk kita mulai ke reviewnya!
Namun ada yang aneh dengan suasana kelas barunya itu. Kelas itu tampak berbeda, letaknya pun tidak sebaris dengan kelas dua belas yang lain, dan guru-guru pun tampak malas jika mendengar nama kelas itu: XII IPS 4.
Lambat laun Gita mulai menyadari bahwa ternyata terjadi diskriminasi yang tidak kasat mata, bahkan didukung oleh guru dan murid-murid di SMA ini terhadap kelas barunya. Semakin Gita menyelidiki, ternyata ini ada sangkut pautnya dengan teman masa kecilnya dan juga teman barunya yang kini menjadi chairmate dirinya.
Dengan berbekal nekat dan sikap meremehkan dari teman-temannya, Gita tetap bertekad untuk "menerabas" diskriminasi ini. Pertanyaannya, mampukah dia yang mana notabene-nya sebagai murid pindahan baru? Kamu bisa baca sendiri di novelnya ya!
Sekarang aku mau mereview dari narasinya. Novel ini diceritakan dari sudut pandang orang ketiga dengan fokus pada Gita. Selain Gita di sini adalah salah satu karakter yang bisa kubilang cukup banyak disorot, yaitu Radit, teman satu bangku-nya Gita.
Meskipun kita mengikuti cerita dari sudut pandang orang ketiga, kita tetap bisa mengetahui isi pikiran dari masing-masing tokoh yang ada di dalam sini. Khususnya Gita yang ternyata cukup besar tekadnya untuk merubah status atau pandangan buruk terhadap kelasnya.
Untuk alurnya sendiri bisa dibilang pas, nggak terlalu cepat dan juga nggak terlalu lambat. Di sela-sela transisi kehidupan baru Gita di sekolah barunya, kita juga akan dikasih lihat background Gita sebelumnya waktu dia masih menjadi anak Bandung.
Seiring berjalannya cerita aku bisa merasakan bagaimana Gita cukup cepat membaur dengan tokoh-tokoh lain yang ternyata mempunyai beberapa problem atau masalah yang baik secara langsung maupun tidak langsung dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan kelas XII IPS 4 itu.
Untuk tokoh-tokoh, novel ini beneran banyak banget tokohnya! Bahkan di beberapa part aku bisa bilang bagaimana penulis memilih tokoh, sifatnya, dan kebiasaannya, aku merasakan vibe yang mirip dengan cerita Wattpad.
Si Gita sendiri menurutku dia bukan anak yang cringe atau clingy layaknya tokoh wanita di cerita romance remaja sih ya, tapi dia lebih ke tahu batasan dan bagaimana dia punya prinsip yang cukup kuat untuk dirinya sendiri. Dan harus aku akui aku cukup suka dengan bagaimana karakter Gita digambarkan di sini. Meskipun ada adegan romance-nya, aku bisa bilang Gita juga bukan tipe yang menye-menye gitu.
Sekarang aku mau bahas hal yang aku suka dari novel ini. Yang pertama yaitu tentu saja mengenai bagaimana Gita yang meng-encourage teman-temannya untuk melakukan perubahan demi kelasnya. Meskipun teman-temannya tuh justru tipe yang "let it flow" dan menerima kenyataan karena memang kelas mereka mendapatkan diskriminasi yang sebegitunya, tapi Gita nggak rela mereka hanya diam saja saat diinjak-injak seperti sekarang.
Sementara untuk hal yang kurang aku suka, ini yang pertama berkaitan dengan konflik di sini yang kayaknya cukup besar untuk ukuran anak SMA. Apalagi Gita yang notabene-nya murid baru kayak tidak punya tanggungjawab terhadap konflik ini seharusnya. Bahkan salah satu tokoh pun mengatakan hal yang sama.
Kemudian, ini cukup aneh sih aku tahu, tapi aku merasa nggak nyaman dengan bagaimana beberapa tokoh di sini berperilaku. Ada tokoh yang baru juga kenal dengan Gita sudah ngomong pakai "lo-gue". Sebenernya aku bukan orang Jakarta dan aku nggak tahu apakah benar-benar se-normal itu bahkan ke orang yang nggak dikenal bisa ngomong "lo-gue", itu menurutku cukup mengejutkan.
Nggak lupa ada juga tokoh yang dia diceritakan sangat bandel bahkan sudah mulai menjerumus ke arah kenalan remaja seperti merokok dan yang semacamnya, namun diceritakan juga bahwa background keluarganya adalah orang susah dan dia hidup sebatang kara. I mean, kalau sudah tahu hidup kamu begitu kenapa di sekolah malah berulah!? Kenapa nggak menghargai usaha orang tua kamu? Jujur kesel banget sih.
As always ya, sepertinya aku selalu kemusuhan dengan novel romance, bahkan kalau kalian lihat malah lebih banyak pembahasan di point yang gak aku suka daripada poin yang aku suka.
Jadi sayangnya untuk novel ini aku cuma bisa kasih rating 2,8 dari 5 bintang. Sebenarnya untuk ide dan eksekusi ceritanya sendiri cukup bagus. Cuman menurut aku masih lumayan banyak hal-hal yang nggak perlu untuk disampaikan di sini atau justru menyeret tokoh lain yang nggak ada hubungannya sama sekali. Bisa kubilang juga cukup banyak tokoh yang tidak berkontribusi banyak terhadap ceritanya.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Zero Class karyanya Pricillia A. W. Buat kamu yang sudah baca novel ini boleh banget ditulis opininya di kolom komentar di bawah ya!
Aku akhiri reviewnya sampai sini dan kita akan ketemu lagi di blog yang selanjutnya. Dadah!
Komentar
Posting Komentar