Akhirnya aku punya kesempatan untuk baca salah satu novel wishlist aku yang genrenya adalah thriller, dan novel ini juga aku masukin ke semacam challenge gitu yang menjadikan novel ini adalah top priority aku.
Yang kali ini aku mau bahas yaitu Gone Girl atau judul terjemahannya menjadi Yang Hilang yang ditulis oleh Gillian Flynn. Mungkin kamu juga sudah sering ya mendengar judul yang ini, bahkan juga sudah ada filmnya. Dan aku akhirnya punya kesempatan untuk baca judul ini di bulan ini.
So, kalau kamu penasaran gimana dengan impresiku terhadap novel ini, langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya!
Tidak hanya itu, ruang tengah rumahnya pun ditemukan berantakan dengan kursi yang terbalik dan beberapa barang yang berserakan. Dapur pun ditemukan demikian. Selebihnya tidak ada apapun selain fakta bahwa istrinya menghilang.
Nick kemudian teringat, di setiap ulang tahun pernikahan mereka, Amy sang istri selalu memberinya permainan yang menuntunnya untuk mencari suatu hadiah tertentu dari teka-teki yang dikarang oleh Amy.
Nick pun mencoba mencari tahu apa clue yang disembunyikan, namun justru membawanya ke jalan buntu. Apalagi ditemukan buku diary Amy yang menyatakan bahwa Nick ingin membunuh Amy.
Semakin lama kecurigaan publik pun semakin menyudut ke arah Nick, yang diyakini sebagai dalang utama kehilangan dan kematian istrinya. Namun apakah itu benar? Nah kamu bisa baca sendiri di novelnya ya!
Sekarang aku mau review dari narasinya. Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang akan diceritakan dari sudut pandang Nick dan Amy, jadi ceritanya berganti-ganti gitulah. Lewat sudut pandang Amy ktia akan dituturkan isi buku diarynya jauh sebelum dia dinyatakan menghilang sampai hari dia dinyatakan menghilang.
Aku suka dengan bagaimana penulis memasukkan sudut pandang yang selang-seling begitu, yang membuat kita sebagai pembaca merasa diajak bermain juga, dan mencoba mencocokkan kejadian di masa lalu dan juga masa sekarang dengan kasus hilangnya Amy. Belum lagi mengenai banyaknya ketidakcocokkan antara bagian Nick dan Amy yang membuat kita nih jadi menaruh curiga ke dua tokoh ini. Jadi semacam nggak berat sebelah gitu lah kalau dari perspektif pembaca.
Alurnya sendiri bergerak maju mundur di mana untuk di bagian awal kita langsung dikasih tahu mengenai kejadian hilangnya Amy dan bagaimana Nick yang mempunyai koneksi kuat dengan beberapa media, langsung membuat pengumuman hilangnya istrinya itu. Namun seiring berjalannya waktu yang juga ditemukannya buku diary Amy, media dan publik mulai balik menyerang Nick dengan segala alasannya itu.
Di sisi lain, lewat diary Amy, kita jadi tahu bagaimana hubungan rumah tangga mereka yang mungkin pada satu titik memang sedang mengalami masalah. Layaknya rumah tangga pada umumnya lah...
Untuk tokoh-tokoh di sini sebenernya ada lumayan banyak. Selain Nick dan Amy kita akan diperlihatkan dengan beberapa keluarga terdekat mereka dan juga tokoh-tokoh lain seperti pengacara yang disewa Nick, pemilik sebuah acara talk show yang suka menjelek-jelekkan Nick, dan masih banyak lagi.
Entah kenapa ya kadang tuh di beberapa bagian aku seakan ingin teriak kepada mereka bahwa "hey, kebenarannya tuh bukan begini!" tapi aku nggak bisa melakukan banyak hal. Kamu mungkin akan paham maksudku ketika sudah membaca buku ini...
Sekarang untuk hal yang aku suka dari novel ini, aku suka dengan ide atau konsep yang dibawakan penulis mengenai hilangnya istri pada hari anniversary pernikahan. Dan juga mengenai behavior kedua suami-istri ini dalam melakukan permainan di hari ulang tahun pernikahan mereka juga menurut aku cukup oke dalam menambah suasana tegang yang bikin ceritanya semakin menegangkan.
Kemudian untuk bagian diary, di sini aku jadi tahu bagaimana cerita ini dari kedua sisi. Dan setelah aku baca tuh rasa-rasanya memang ya, baik tokoh Nick maupun tokoh Amy ini nggak ada yang bener, dan nggak ada yang salah. Semuanya pasti merasa benar di masing-masing bagian dan juga saling menyalahkan. Jadinya aku tuh bisa lebih objektif lah dalam menilai kasus yang sedang terjadi di sini.
Sayangnya, meskipun memang aku diajarkan untuk berpikir objektif lewat novel ini, aku tuh merasa kalau novel ini tuh "nggak ada poin"-nya selain hanya bikin kita sebagai pembaca kesel dan marah-marah sendiri. Gimana enggak, kita sebagai pembaca tuh sebenernya juga merasa ditipu dengan apa yang terjadi selama ini.
Dan mengenai alasan hilangnya Amy ini sendiri menurut aku sangat amat teramat sangat nggak masuk akal, layaknya pertengkaran remaja, bukan kelas suami-istri. Aku sendiri juga tahu kok semua pihak di sini salah tapi entahlah, ketika membaca bagian Amy sendiri tuh aku selalu greget dan nggak tau apa maunya dia. Jadi yang gila ini sebenernya siapa gitu kan?
Lalu untuk ukuran buku dengan halaman yang terlampau tebal, sekitar 600an, membaca novel ini rasa-rasanya hanya menguji emosi kamu saja. Bukan mendapatkan sesuatu yang wow atau plot twist yang sampai bikin nggak bisa tidur. Justru menurut aku keterlaluan banget sih cerita ini!
Jadi sayang sekali untuk novel ini aku cuma bisa kasih 2,5 dari 5 bintang karena menghasilkan impresi berupa "apa-apaan banget sih buku ini" ke diri aku.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Gone Girl yang ditulis oleh Gillian Flynn yang sepertinya sudah menjurus ke emosi dan marah-marah. Sebelum emosinya semakin menjadi makanya aku berhentikan dulu reviewnya ya, hahaha.
Dan gimana buat kamu yang sudah baca? Apakah kamu suka atau malah kurang suka juga nih dengan novel ini? Bisa kasih tahu di kolom komentar di bawah ya! Dan aku akhiri dulu blognya sampai sini, kita akan ketemu lagi di review-review selanjutnya! Dadah!~
Komentar
Posting Komentar