Kita bertemu lagi di review novel setelah lumayan lama aku nggak upload lagi. Karena bulan Mei ini aku lumayan disibukkan dengan kegiatan ujian tulis, jadi makanya aku baru bisa baca dan bikin review buku lagi ke kalian.
Dan untuk di blog yang kali ini aku mau mereview salah satu novel sejarah Islam, yang sebenernya tuh pengen aku baca di bulan puasa kemarin cuman nggak kesampaian. Yaitu Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan yang ditulis oleh Tasaro G. K.
Mungkin kalian juga sudah familiar ya dengan judul yang ini, dan judul ini lumayan langka pula jadi aku lumayan bersyukur bisa dapatin buku ini. So, kalau kalian penasara gimana dengan impresiku terhadap novel ini langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya!
Dari judulnya, jelas sekali bahwa buku ini menceritakan tentang Nabi Muhammad saw. dalam perjalanannya menyebarkan dan mengajarkan agama Islam, khususnya di daerah Timur. Namun selain menuturkan kisah Nabi Muhammad saw. kita juga akan mengikuti sebuah kisah seorang pria yang bernama Kashva yang bertekad untuk meninggalkan negeri tempat dirinya besar yaitu Persia. Serta meninggalkan petingginya yang diyakininya agak "nyeleneh".
Di tengah perjalanan si Kashva ini mulai bermigrasi, dirinya mendengar bahwa akan ada sosok yang "turun" dan akan menjadi penyelamat bagi umat manusia. Tak lain tak bukan sosok tersebut adalah Nabi Muhammad saw..
Tentu saja ada banyak gonjang-ganjing di sana sini. Banyak pihak-pihak yang mulai mengetahui keberadaan Kashva dan niatnya untuk melarikan diri tersebut sehingga tak jarang Kashva semacam hampir menemui ajalnya.
Namun semua itu demi membayar rasa keingintahuan Kashva, yaitu menemui dan mengenal lebih dalam sosok Nabi Muhammad saw.. Nah untuk kelanjutannya bagaimana kamu bisa baca sendiri di bukunya ya!
Sekarang aku mau mereview dari narasinya. Narasinya dituturkan dari sudut pandang orang ketiga, yang akan diceritakan dari sudut pandangnya Kashva. Lewat narasi yang seperti itu kita sebagai pembaca bisa melihat cakupan yang cukup luas sebenarnya, karena bagaimana dan di mana Kashva ini tinggal ternyata lumayan rumit, mengingat memang Kashva ini tinggalnya masih di dalam sebuah sistem kerajaan gitu.
Sementara ada hal unik lain dari buku ini, yaitu di beberapa bagian kita akan bisa melihat penuturan kisah dari sudut pandang Nabi Muhammad saw., yang tentu saja tidak secara langsung, melainkan menggunakan sudut pandang orang kedua. Jadi pakai kata ganti "kamu" atau "engkau" ketika menceritakan bagian Nabi Muhammad saw.. Dan seperti beberapa kisah nabi yang memang pernah aku baca, ceritanya tuh masih sama persis, dengan sedikit sentuhan diksi dan metafora dari penulisnya, yang menjadikan buku ini terkesan magis.
Sekarang untuk alur, di sini menggunakan alur maju mundur, karena memang ada sedikit perbedaan waktu ya di sini. Untuk bagian Kashva sendiri sebenernya aku kurang tahu pasti dia ini hidup di era apa, tapi yang pasti Kashva ini juga hidup di era ketika sudah mulai adanya peradaban dan pemikiran tentang keberadaan Tuhan dan beberapa keyakinan gitu.
Melalui pergerakan alur yang maju ini pula kita jadi bisa melihat bagaimana sosok Kashva ini mulai mengalami perkembangan tokoh karena rasa ingin tahunya yang tinggi dan juga mendapatkan beberapa dukungan dari orang-orang sekitar. Dan ceritanya pun bergerak seiring dengan Kashva yang mulai berkelana tersebut.
Untuk tokoh-tokoh di sini ada banyak banget, tapi mungkin yang mau aku highlight tentu saja tokoh Kashva sebagai tokoh utama di cerita fiksi ini, dan juga tokoh Nabi Muhammad saw. sebagai topik utama juga. Sayangnya aku malah merasa bagian Nabi Muhammad saw. ini tuh sedikit banget malah jadi bukan sorotan utama kita di sini. Ceritanya pun tidak bermula ketika nabi masih kecil atau bahkan sejak kandungan, melainkan ketika beliau sudah dewasa dan sudah dalam tahap menyebarkan agama Islam ke Makkah dan Madinah.
Jelas banget hal itu sedikit buat aku kecewa, karena mengingat judul novel ini yang ditulis besar-besar nama Muhammad, siapa nggak berekspektasi untuk mendapatkan kisah Nabi Muhammad saw., bukan?
Sementara untuk tokoh Kashva sendiri seperti yang tadi aku bilang, dia punya rasa semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi juga. Dan nggak jarang, dari perjalanan Kashva ini dia akan menemui tokoh-tokoh lain yang bisa kubilang adalah petinggi atau pemikir dalam agama dan kepercayaan tertentu, dan obrolan mereka ini sebenernya cukup berbobot juga, lho!
Sekarang di sini aku mau bahas hal yang aku suka. Yang pertama adalah penggunaan diksi dan gaya bercerita penulis yang seperti mendongeng. Apalagi di bagian yang menceritakan Nabi Muhammad saw. aku juga merasa banyak sekali kiasan-kiasan yang dipakai penulis untuk menambah kesan bahwa cerita ini memang indah.
Kemudian ini berkaitan dengan yang tadi aku singgung, mengenai obrolan Kashva dengan beberapa petinggi agama, kita juga secara nggak langsung bisa belajar banyak hal, apalagi mengenai asal-usul kepercayaan umat manusia ribuan tahun yang lalu. Mengenai bagaimana silih berganti adanya sosok-sosok yang diyakini dapat melindungi umat manusia, atau beberapa mitos-mitos tertentu terkait dengan kepercayaan tertentu. Hal ini tuh ngingetin aku sama buku Dunia Sophie dan juga Eden in the East karena dua judul tersebut juga sama-sama membahas tentang asal-usul kehidupan dan kepercayaan umat manusia.
Dan yang terakhir, aku suka dengan bagaimana kisah ini membawakan nilai-nilai agama Islam in a good way. Mungkin literatur yang seperti ini agak jarang kita temui lagi karena satu-satunya sumber yang bisa kita dapat hanyalah dari Al-Qur'an atau nggak dari Hadist. Tapi dengan hadirnya novel ini, bisa kubilang dapat menjadi jembatan ke lebih banyak orang lagi.
Sementara untuk hal yang aku kurang suka di sini, ini masih berkaitan dengan pemilihan diksi, yaitu terkadang julukan yang diberikan penulis kepada Nabi Muhammad saw. ini terlalu menggebu-gebu yang bahkan cenderung ke arah hiperbola. Atau bahkan di beberapa scene itu sedikit lelah membaca julukan-julukan itu yang membuat aku kayak sedikit... ya lelah... ketika membacanya.
Kemudian mengacu pada judul, aku kira novel ini akan benar-benar pure menceritakan kisah Nabi Muhammad saw. saja yang mungkin sejak beliau masih kecil sampai besar gitu kan. Tapi ternyata yang jadi fokus utama di sini justru Kashva! Yang entah apakah Kashva ini sosok asli di dunia nyata atau hanya fiksi belaka.
Dan kalaupun ini bener-bener fiksi alias novel, sebenernya agak gimana gitu ya karena kesannya kisah Nabi Muhammad saw. di sini juga jadi fiktif belaka. Aku juga pernah baca opini ini di Goodreads yang menyatakan bahwa dia kurang nyaman ketika melihat kisah asli dari nabi dijadikan satu atau di-combine dengan cerita fiktif seperti ini.
Aku sendiri setuju dengan statement itu yang jelas banget ya, takutnya membuat orang dengan pemeluk agama lain berpikir kalau cerita di sini ya... full fiktif belaka. Padahal kisah nabi, seperti yang kita tahu, itu benar adanya.
Jadi... ini membawaku ke kesimpulan terakhir alias rating. Untuk buku ini sayang sekali aku cuma bisa kasih rating 3 dari 5 bintang karena sejujurnya nggak sesuai ekspektasi aku banget. Aku berharap tidak menemui kisah fiktif yang membuat aku mengerutkan kening dengan segala pembahasannya yang ke mana-mana itu yang menjadikan kisah Nabi Muhammad saw.-nya itu sendiri jadi ketutupan dan kependem.
Bahkan cerita Nabi Muhammad saw. di sini saja masih belum selesai, dan kita masih harus mengikuti kisah selanjutnya di buku selanjutnya yang juga tebalnya luar biasa!
Jadi untuk buku dengan tebal 500+ halaman, sepertinya agak kurang worth it kalau kita hanya mendapat secuil bagian dari kisah Nabi Muhammad saw..
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan yang ditulis oleh Tasaro G. K. Adakah dari kamu yang sudah baca novel ini juga, bisa kasih tahu opininya di kolom komentar di bawah!
Aku akhiri dulu reviewnya sampai sini, mohon maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati, dan kita akan ketemu lagi di review-review selanjutnya! Dadah!~
Komentar
Posting Komentar