Langsung ke konten utama

Mengulik Perjuangan Pendidikan di Sebuah Desa Terpencil di Sumatra Selatan? Review Novel Laskar Pelangi

Halo semuanya! Setelah sekian lama aku nggak bikin review lagi, akhirnya aku bisa membuat review lagi. Sudah lumayan lama nggak nulis blog karena aku disibukkan dengan kegiatan perkuliahan, yang nggak jarang juga membuatku cuma baca sedikit buku.

Untuk di kesempatan kali ini, aku mau mereview salah satu novel Indonesia yang cukup fenomenal satu dekade kemarin yaitu Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel ini aku temukan di perpustakaan kampus aku dan di blog ini bakal aku review bagaimana impresiku.

Jadi daripada penasaran langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya!



Novel ini diawali dengan sebuah Sekolah Muhammadiyah di sebuah desa yang bernama desa Gantung di Belitung Timur, yang sempat mengalami mimpi buruk untuk menjadi bangunan terbengkalai, pasalnya pendaftaran murid baru di sekolah itu tidak mencapai target yakni hanya 9 dari 10 anak yang mendaftar di sekolah itu.

Namun begitu terkejutnya mereka ketika detik-detik sekolah itu hendak dibubarkan oleh Depdikbud Sumatra Selatan, satu orang anak beserta orangtuanya tertatih-tatih berlari dan mendaftarkan dirinya menjadi murid di sekolah tersebut. Haru mulai membumbung karena sekolah itu sudah genap memiliki jumlah siswa minimal dalam pendaftaran sehingga pembubaran sekolah itu pun tidak terlaksana.

Lambat laun satu sekolah dengan jumlah sepuluh murid itu pun mulai membangun ikatan satu sama lain, menjadikan mereka murid-murid dengan beragam sifat, karakter, dan prestasi yang memukau.

Nah, dari premisnya memang Laskar Pelangi ini menawarkan cerita sederhana semacam slice of life gitu ya, sekaligus menunjukkan kesederhanaan anak-anak yang tinggal di desa Gantung tersebut. Sekarang kita masuk ke reviewnya.

Narasi di novel ini diceritakan dari sudut pandang orang pertama dari sudut pandang tokoh bernama Ikal. Lewat sudut pandang Ikal ini kita seperti diajak bernostalgia ketika kita masih kanak-kanak. Dunia ketika kita seusia dengan Ikal bisa kubilang tuh cukup mirip-mirip, bagaimana kita senang berkawan, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, dan perlahan-lahan mulai menyadari "bagaimana cara dunia bekerja".

Penggambaran ceritanya sendiri sebenarnya cukup enak untuk diikuti. Sayangnya penggambaran adegan-adegan di cerita ini terkadang cukup monoton atau hanya menampilkan adegan yang itu-itu saja yang membuatku merasa di pertengahan cerita agak sedikit merasa bosan. Tapi selebihnya ceritanya sendiri masih mempertahankan unsur pertemanannya.

Untuk alurnya, novel ini bergerak maju yang dimulai ketika adegan sekolah yang tadi sempat aku bicarakan. Di bagian awal itu aku bisa merasakan bagaimana penulis ingin membuka cerita dengan memperlihatkan keadaan memprihatinkan dari sebuah desa kecil yang sampai-sampai pendaftar suatu sekolahnya itu saja tidak mencapai 10 orang. Belum lagi semakin kita mengikuti ceritanya, kita akan diperlihatkan dengan "sekolah saingan" yang menjadi sekolah top di daerah tersebut selama bertahun-tahun.

Sekarang aku mau membahas tokoh-tokoh di sini. Untuk tokoh utamanya alias Ikal, aku bisa melihat dia nih tipe anak yang baik-baik seperti layaknya tokoh utama anak-anak lain yang pernah aku baca. Dia sendiri cukup sopan dan mempunyai pengertian tinggi, khususnya kepada kondisi orangtuanya yang memang tidak berkecukupan. Akan tetapi aku merasa untuk Ikal di novel ini dengan Ikal di novel Edensor cukup berbeda jauh. Aku sendiri sebenarnya lebih dulu membaca novel Edensor jadi jika dibandingkan dengan Laskar Pelangi, karakter Ikal cukup jauh berbeda. Ya mungkin di Edensor dia mengalami character development kali ya. Tapi maaf banget untuk Ikal di Laskar Pelangi ini menurut aku ada beberapa bagian dia cukup cringe karena mulai mengenal cinta. Ini pure berdasarkan apa yang aku rasakan saja sih ya.

Sementara untuk tokoh-tokoh lain seperti teman-teman Ikal atau guru-guru Ikal pun bisa aku bilang cukup membangun ceritanya dengan beragamnya sifat dan karakter mereka. Novel ini kesannya menjadi ramai dengan sifat tokoh-tokoh tersebut. Dan lagi-lagi, seperti yang sempat tadi aku bilang, banyaknya tokoh di sini memang membuat unsur pertemanannya cukup terasa.

Sekarang aku mau bahas hal yang aku suka dari novel ini. Yang pertama di sini tentu dengan bagaimana Andrea Hirata mampu menjabarkan kehidupan masyarakat di Sumatra Selatan, khususnya menyoroti kehidupan masyarakat yang kurang berkecukupan. Aku mulai menyadari bahwa Andrea Hirata lebih sering membuat cerita dengan setting tempat di pulau selain Jawa. Untuk aku yang tinggal di Jawa, hal ini cukup membukakan mata karena bisa menambah wawasan mengenai budaya di Indonesia. Ngomongin budaya, di novel ini cukup banyak menampilkan budaya Melayu yang menjadikan novel ini punya nilai plus tersendiri.

Kemudian di sini aku juga suka dengan murid-murid yang ada di sini yang memiliki kepintaran yang berbeda-beda, dan bagaimana mereka benar-benar mengasah kepintaran mereka di tempat yang tepat. Hal ini cukup mematahkan stigma mengenai anak-anak yang harus bersekolah di sekolah favorit untuk menjadi lebih baik. Kenyataannya, murid-murid di sekolah ini mampu mengembangkan potensi mereka dengan sebaik-baiknya.

Sementara untuk hal yang kurang aku suka, mungkin lebih ke klaim novel ini yang inspiratif. Aku sendiri belum merasakan hal tersebut sebenarnya, atau mungkin memang masih belum ditampilkan secara masif dibandingkan dengan novel Edensor. Di sini aku menggunakan Edensor sebagai pembanding karena masih dalam satu seri yang sama, ya.

Kemudian di sini aku kurang menikmati adegan romance yang disajikan di sini, ya meskipun memang nggak banyak, tapi aku kurang bisa menerima aja sih. Aku agak kesusahan untuk mengungkapkan apa maksudnya, tapi semoga kalian bisa memahaminya ya.

Dan yang terakhir entah kenapa di beberapa bagian di sini tuh menurut aku kurang make sense, atau yet again cukup cringe. Sempat dilontarkan beberapa ucapan gurauan tapi mungkin aku sendiri kurang bisa menangkap hal itu jadi kesannya memang seperti dipaksakan. Tapi balik lagi, ini apa yang aku rasakan setelah membaca bagian-bagian tersebut ya. Selebihnya novel ini masih bisa untuk dinikmati.

Dan karena pertimbangan-pertimbangan tersebut akhirnya untuk Laskar Pelangi ini aku mau kasih 3 dari 5 bintang. Nggak sesuai ekspektasi aku sih sebenarnya karena ketika membaca Edensor aku benar-benar dibuat kagum dengan semua yang ada di cerita itu. Tapi mungkin kalau aku tidak membaca Edensor dulu kala itu, penilaianku bisa jadi berubah.



Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Buat kalian yang sudah baca boleh share opininya di kolom komentar di bawah ya! Terima kasih yang sudah baca sampai sini dan kita akan ketemu lagi di review-review selanjutnya. Dadah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasus Tragis Satu Keluarga Karena Terjerat Hal Gaib? Review Novela Pasien

Halo semuanya, kembali lagi ke review buku dan kali ini aku ingin mereview salah satu novel yang baru banget terbit di awal tahun ini, dan sudah mulai booming di mana-mana karena isinya yang katanya cukup mengejutkan dan mencengangkan. Kali ini aku mau ngebahas novel Pasien yang ditulis oleh Naomi Midori. Dan FYI Pasien ini menjadi karya debut dari penulis yang ternyata mendapatkan sambutan yang baik dari para pembaca-pembaca loh. Aku pribadi akhirnya punya kesempatan buat baca buku ini dan kali ini aku mau sharing ke kamu gimana sih impresiku terhadap novel yang satu ini. Sebelumnya, di sini aku mau menginformasikan sekali lagi, untuk buku ini kamu bisa pinjam lewat salah satu program yaitu Perpus Berjalan, yang bisa kamu dapatkan informasi lebih lengkapnya  di sini  ya. Dan tanpa berlama-lama lagi langsung saja yuk kita mulai ke reviewnya! Oke aku sebenernya sedikit bingung mau mengkategorikan buku ini apa, mungkin cocoknya disebut novela kali lah ya karena memang jumlah hal...

Baca Novel ini Bikin Merinding Sama Kelakuan Manusia! Review Novel Ve

Nggak kerasa 2024 sudah sampai di bulan Februari. Dan sedikit berbeda dengan kebanyakan orang yang mengawali atau menentukan tema bacaan di bulan ini dengan romance, aku memutuskan untuk membaca buku-buku dengan genre misteri-thriller. Salah satunya yang akan aku review di kesempatan kali ini, yaitu Ve karyanya Vinca Callista. For your information, buku ini adalah buku ke-2 dari Vinca Callista yang aku baca, dan kali ini aku akan mencoba review dengan sedikit comparison dengan buku lain yang pernah aku baca. So, tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya! Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Vermillion yang lebih akrab dipanggil Ve. Suatu hari setelah ia pulang dari rumah temannya, ia mendapati kondisi apartemennya yang tidak seperti biasanya. Ayahnya mulai meracu mengatakan bahwa ibunya pergi, pergi bersama selingkuhannya menuju London. Ve dengan pikiran yang belum sepenuhnya bisa mencerna semua ini, mulai disadarkan kembali dengan ayahnya yang meng...

Kisah Roman yang Nggak Biasa Dibalut Cover yang Cantik, Review Novel Hello, Cello.

Adakah dari kamu yang merupakan seorang pembaca AU? Kalau aku pribadi aku belum pernah cobain baca baik yang versi chat yang bisa kamu akses di twitter, ataupun versi cetak dalam bentuk novel. Kebetulan beberapa hari lalu aku sudah menyelesaikan satu novel adaptasi dari AU yaitu Hello, Cello. karyanya Nadia Ristivani. Mungkin beberapa dari kamu sudah nggak asing lagi ya dengan judul yang satu ini, termasuk aku yang menjadikan judul ini sebagai wishlist beberapa waktu yang lalu. Anyways selamat hari Natal buat kamu yang merayakan ya! So without any further ado, lets get started to the review!~ Novel ini menceritakan seorang gadis bernama Helga yang mana seorang penulis cerita-cerita roman. Meskipun Helga menuliskan cerita bergenre roman, kisah cinta yang dialaminya tidak mendapatkan keberuntungan sedikit pun. Pasalnya, sudah berkali-kali Helga mengalami akhir pahit yang sama di setiap hubungan yang dijalaninya. Hingga suatu saat, salah seorang cowok populer bernama Cello mencoba mendeka...

Memasuki Dunia Magis Penuh Harmoni Lewat Tulisan Jostein Gaarder! Review Novel Dunia Maya

Aku yakin sebagian besar dari kalian sudah mengenal sosok Jostein Gaarder, salah satu penulis favoritku yang menyuguhkan cerita-cerita dengan nilai filsafat yang bikin kita jadi berpikir dua kali tentang arti hidup ini. Ciaelah, bahasanya puitis banget nggak tuh! Nah kali ini aku mau mereview salah satu novel Jostein Gaarder yang tanpa aku sengaja temukan di perpustakaan kampus aku, yaitu Dunia Maya. Membaca novel ini di tengah-tengah perkuliahan cukup menantang, apalagi novel ini mengangkat tema yang nggak biasa. Kalau kalian penasaran gimana isi dari novel ini, langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya! Novel ini sedikit unik dibandingkan karya Jostein Gaarder lain yang pernah aku baca, karena di sini tokoh utamanya bukan anak kecil melainkan seorang pria tua bernama Frank yang berperan sebagai ahli biologi. Frank yang sudah lama berpisah dengan mantan istrinya yang bernama Vera, mencoba membangun komunikasi sebaik mungkin lewat sebuah surat. Lewat surat itulah Frank akhirnya mulai b...

Mengenal 5 Rasul Ulul Azmi Lewat Buku ini! Review Graphic Novel Ulul Azmi

Buat kamu yang Muslim, pasti sudah nggak asing dengan sebutan Ulul Azmi ya, yaitu 5 rasul yang diberkati wahyu luar biasa oleh Allah swt. dalam penyebaran agama Islam di zaman-zaman kehidupan Nabi. Nah pas banget nih aku ada satu bacaan tentang Ulul Azmi tersebut yang akan aku bahas di kesempatan kali ini. Di blog kali ini aku mau membahas sebuah graphic novel dengan judul Ulul Azmi: Kisah 5 Nabi Pilihan yang ditulis oleh Yuyun. Penasaran seperti apa impresiku? Langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya! Sesuai dengan judul dari graphic novel ini, di sini berisikan kisah 5 nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, yang terdiri dari: Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad saw. Mungkin kita pribadi sudah sering ya mendengar atau at least tahu bagaimana kisah dari nabi-nabi tersebut beserta wahyu-wahyu yang diberikan kepada mereka. Dan dengan adanya graphic novel ini semacam menjadi media lain untuk kita tahu cerita secara detailnya. Di sini berisikan 5 bab yang mana di masing-masing ...

Misteri Gadis Cantik yang Nggak Bisa Mati? Review Komik Tomie vol. 1

Adakah kamu yang penggemar komik karya Ito Junji? Atau ada yang baru pertama kali mau baca karya-karya beliau? Kali ini aku juga mau membagikan pengalamanku untuk membaca karya Ito Junji untuk yang pertama kalinya. Komik yang mau aku bahas kali ini yaitu Tomie vol. 1 karya Ito Junji. Penasaran gimana impresiku setelah baca karya Ito Junji untuk yang pertama kalinya? Langsung saja yuk kita mulai ke reviewnya! Komik ini bercerita tentang seorang gadis SMA bernama Tomie yang suatu hari dikabarkan meninggal dunia. Namun tewasnya Tomie sedikit meninggalkan kesan tragis bagi teman-temannya, karena Tomie ditemukan terpotong-potong atau termutilasi menjadi beberapa bagian. Tentu saja perbincangan meninggalnya Tomie menjadi hot news di sekolahnya. Namun sampai suatu ketika, teman-teman Tomie dikejutkan dengan fakta bahwa Tomie datang ke sekolah. Lengkap! Tidak ada cacat atau pun tanda-tanda dirinya pernah meninggal dunia. Namun, lama-kelamaan, banyak pria yang mulai mengincar Tomie untuk dijadi...

Mengenal Keseharian Anak Pondok yang Punya Mimpi Besar! Review Novel Negeri 5 Menara

Masih dalam rangka membabat beberapa buku-buku yang aku masukkan ke list 20 Before 20, ada satu judul lagi yang akhirnya berhasil aku coret dari daftar tersebut, yang sekaligus juga menjadi wishlist aku dari kapan tahu, yaitu Negeri 5 Menara yang ditulis oleh A. Fuadi. Aku yakin mungkin beberapa dari kamu pasti nggak asing dengan judul ini ya, bahkan judul yang ini pula sudah ada filmnya. Dan di blog kali ini aku mau membahas tuntas mengenai novel ini. So, kalau kamu penasaran gimana impresiku dan berapa rating untuk novel ini, langsung saja kita mulai ke reviewnya! Novel ini bercerita tentang Ali, seorang anak lelaki yang berasal dari sebuah desa yang ada di Maninjau, Sumatra Barat. Ali sama seperti banyak anak-anak lainnya yang mempunyai semangat tinggi untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin. Dia mempunyai satu planning di mana dia akan melanjutkan ke SMA negeri terbaik yang ada di daerah tempat dia tinggal dan akan melanjutkan kuliah di ITB. Ali mempunyai motivasi untuk menjadi...

Akhirnya Ada Novel Romance yang Aku Suka! Review Novel Memutar Ulang Waktu

Beberapa dari kalian mungkin ada yang tahu kalau aku ini kurang suka dengan genre romance, alias picky banget lah kalau menyangkut genre yang satu ini. Dan kali ini aku menemukan satu novel romance yang aku suka karena ada unsur time travelnya nih, yaitu Memutar Ulang Waktu yang ditulis oleh Gabriella Chandra. Novel ini diterbitkan oleh Gramedia, yang mungkin bisa kamu baca di Gramedia Digital. Jadi kalau kamu penasaran gimana impresiku terhadap novel ini, langsung saja kita mulai yuk ke reviewnya! Novel ini bercerita tentang Shella, seorang gadis yang hidupnya lumayan berkecukupan. Namun dengan keadaan hidupnya yang sekarang, Shella merasa kurang puas. Dia menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan nasib yang diberikan Tuhan padanya. Hingga suatu saat Shella bertemu dengan seorang pria tua yang mengetahui keluhannya ini. Pria tua itu menawarinya untuk kembali ke masa lalu dan mengulang semua yang tidak sempat Shella lakukan. Memperbaiki apapun kesalahan Sh...

Mengenal Dunia Radio Lewat Novel Bersampul Cakep ini! Review Novel Midnight Tea

Pernah nggak sih kalian ketika melihat cover suatu buku kalian mengira kalau itu novel dengan genre yang kalian pikirkan? Tapi setelah dibaca kok isinya beda jauh dari yang diharapkan? Begitu pula dengan novel Midnight Tea karyanya Mooseboo yang akan aku bahas di blog kali ini. Emangnya ceritanya kenapa nih, Ki? Apakah jelek? Kenapa nggak sesuai ekspektasi? Ya udah deh langsung saja yuk kita mulai reviewnya! Novel ini bercerita tentang Lea, seorang gadis yang bekerja di sebuah stasiun radio bernama Fermata. Lea ini ceritanya sedang putus hubungan dengan pacarnya yang bernama Wangsa. Long story short, Lea sudah menemukan kesibukan baru dan kehidupan baru untuk melupakan segala macam masa lalunya. Ditambah dia juga bertemu dengan lelaki lain di tengah perjalanan melupakan masa lalunya itu, yang otomatis membuat Lea jadi sedikit goyah. Namun siapa sangka, ternyata Wanga mempunyai hubungan erat terhadap tempat kerja Lea yaitu Fermata. Hal ini membuatnya harus bertemu dengan Wangsa setiap h...