Halo semuanya! Jadi di blog kali ini aku kembali mereview sebuah buku tapi kalau biasanya aku ngereview buku fiksi kali ini aku mau mereview buku nonfiksi yang bertema minimalisme yaitu Seni Hidup Minimalis atau judul aslinya yaitu The Joy of Less yang ditulis oleh Francine Jay. Jadi tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita mulai.
Bagian pertama di sini yaitu berjudul Dasar Pemikiran, sesuai dengan nama bagiannya ya di sini kita akan semacam diperkenalkan dengan apa sih minimalisme itu? Kemudian di sini penulis akan menjelaskan dari berbagai sudut pandang serta menjelaskan secara objektif tanpa terkesan minimalisme adalah hal yang paling benar untuk dilakukan. Di sini aku suka banget karena penjelasan penulis bisa membukakan mata dan pikiranku terhadap apa itu dunia minimalisme.
Penulis menjelaskan di sini bahwa minimalisme bukan berarti kita hidup tanpa barang, membuang setiap barang atau hidup hampa dengan ditemani kekosongan belaka. Di sini penulis juga memberikan beberapa analogi yang menurutku cukup mind blowing dan masuk akal hingga aku cukup terpukau dengan penjelasan penulis seperti itu. Contohnya saja seperti barang dan ruang. Penulis menjelaskan bahwa apakah tujuan kita memiliki suatu barang bertujuan untuk menghargai barang atau menghargai ruang. Dijelaskan bahwa setiap kita menambah 1 barang di rumah kita, kita akan kehilangan bagian dari ruangan yang tersisa. Dan masih banyak lagi hal-hal unik dan menarik dari bagian yang pertama ini.
Sekarang kita masuk ke bagian kedua yang berjudul STREAMLINE. Pada awalnya aku juga menerka-nerka sebenarnya apa maksud streamline ini dan penulis ternyata semacam membuat tips atau patokan hidup minimalis dengan streamline ini. Ternyata streamline ini adalah singkatan dari berbagai macam tips yang dimasukkan di sini sehingga membentuk kata streamline. Banyak review orang yang pernah kulihat atau kutonton yang mengatakan memang bagian streamline ini adalah bagian yang paling unik dan menonjol dari buku ini, dan aku sangat setuju dengan hal itu.
Menurutku bagian streamline ini semacam menjadi ciri khas dari penulis dan bagaimana cara mengawali hidup minimalis ini. Penjelasan penulis pada setiap bagian huruf dari kata streamline ini juga cukup membukakanku akan konsep-konsep yang diterapkan oleh penulis itu sendiri. Tapi aku pribadi merasa bahwa beberapa hal di sini terkesan repetitif atau diulang-ulang tapi menurutku itu tidak menutupi kesukaanku terhadap buku ini.
Lanjut ke bagian ketiga yang berjudul Ruangan ke Ruangan. Di sini kita akan disuguhkan mengenai pengaplikasian metode streamline itu sendiri pada setiap ruangan yang ada di rumah kita. Di bagian ke tiga ini juga cukup membuatku mendapatkan semacam panduan atau arah gitu ya bagaimana cara kita mengelola barang-barang yang ada di setiap ruangan yang ada di rumah kita. Dan penulis di sini cukup menjelaskan banyak dan kita ambil contoh aja bahwa barang-barang yang dirasa tidak memberikan nilai baik nilai fungsional, sentimental, atau estetika kepada kita sebaiknya dilepaskan saja meskipun harganya mahal. Yang aku suka di sini penulis semacam jarang menggunakan kata buang karena terkesan barang tersebut tidak memiliki harga atau arti.
Kalau di bagian ketiga ini yang membahas ruangan aku suka ketika membahas ruang pakaian karena di sana cukup diberikan semacam tips styling gitu loh hahaha. Aku cukup enjoy ketika membaca part itu dan cukup relate apalagi ketika penulisnya berkata bahwa kita selalu merasa tidak tahu apa yang hendak dikenakan padahal kita memiliki banyak sekali setumpuk pakaian.
Sekarang adalah bagian terakhir atau bagian keempat dari buku ini yang berjudul Cara Hidup. Di sini penulis menjelaskan bahwa minimalisme itu sebenarnya bukan hanya untuk kita sendiri. Minimalisme juga secara tidak sadar membuat kita menjadi lebih menghargai lingkungan sekitar kita. Penulis mengambil analogi seperti memperbanyak pembelian barang produk lokal karena barang yang dikirim dari jarak jauh akan menghasilkan lebih banyak emulsi dan hasil limbah yang mengotori lingkungan.
Aku suka banget di part empat ini karena semacam disadarkan bahwa minimalisme itu bukanlah suatu gaya hidup yang dipaksakan dan apakah dampak minimalisme itu terhadap lingkungan sekitar kita. Ternyata minimalisme juga memperhatikan dari apa yang kita konsumsi juga sehingga membuat kita menjadi lebih bijak terhadap produsen yang akan kita gunakan ke depannya.
Nah aku sudah membahas mengenai buku ini sendiri dan di sini aku akan menjelaskan secuil mengenai metode yang kugunakan untuk menyimak buku ini yaitu menggunakan fitur audiobook. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku memakai audiobook sih dan aku masih berusaha untuk membiasakan diri mendengarkan audiobook di saat-saat kosong. Untuk naratornya sendiri aku suka karena suaranya calming, ritme nya tidak terburu-buru dan intonasinya jelas. Kalau kekurangan aku gak bisa terlalu men-judge karena membuat audiobook ini memperlukan banyak sekali usaha yang tidak gampang. Belibet saat bicara itu adalah hal lumrah dan aku juga sering pakai banget mengalami hal tersebut.
Ini adalah pembahasan terakhir alias rating dan karena aku cukup menikmati buku ini aku mau kasih 4 bintang buat buku ini. Rekomendasi dari aku buat kamu yang mungkin bingung mau baca buku bertemakan minimalisme.
Itu tadi adalah reviewku mengenai buku Seni Hidup Minimalis yang ditulis oleh Francine Jay. Terima kasih buat yang sudah baca sampai sini dan sampai ketemu di blog selanjutnya!

Komentar
Posting Komentar