Di sini ada nggak yang tertarik atau suka sama kultur di Mesir atau sekitaran Middle East? Kalau aku iya banget! Apalagi kalau sedikit dimasukkannya unsur kerajaan di dalamnya. Nah pas banget nih kali ini aku mau bikin review mengenai novel yang memiliki tema tersebut yaitu: The Murder of King Tut yang ditulis oleh James Patterson dan Martin Dugard.
Yang aku baca adalah versi terjemahannya ya yang diterjemahkan sama Gramedia. Dan untuk judul terjemahannya yaitu Pembunuhan Raja Tut.
Tanpa basa-basi lagi yuk mulai ke reviewnya!
Novel ini bercerita tentang seorang pria bernama Howard Carter yang karena suatu hal akhirnya mencintai sejarah Mesir Kuno dan memulai pekerjaan barunya sebagai ahli antropologi, atau mungkin kalau mau disederhanakan adalah orang yang memimpin atau mengatur penggalian, dan dalam kasus ini penggalian makam-makam yang dianggap "tertimbun" di suatu daerah.
Semakin dalam Carter mempelajari sejarah Mesir itu dia menemukan beberapa fakta-fakta yang bahkan sudah layaknya terhapuskan dari dunia. Salah satunya adalah fakta mengenai keberadaan Raja Tutankhamun atau Raja Tut.
Carter menemukan beberapa hal janggal dalam kematian Raja Tut yang bahkan menjadi misteri kuno bahkan bertahan sampai 3000 tahun lamanya. Karena Raja Tut ini sendiri juga dianggap "misteri" selama berabad-abad, dia malah dianggap mengada-ngada dengan rencana pencarian makam Raja Tut ini.
Lalu bagaimana kehidupan Carter selanjutnya? Kalian bisa baca sendiri di novel ini ya!
Ini adalah novel ketiga dari James Patterson yang sudah kubaca dan aku suka, lagi-lagi, dengan gaya penceritaannya. Narasinya di sini mengalir dan menurutku nggak banyak mengerutkan kening lah. Di novel ini terbagi menjadi tiga bagian yang mana menurutku pembagian bab tersebut menunjukan fase-fase terkait seputar Raja Tut juga. Dan di masing-masing bab kita akan mengikuti cerita dari sudut pandang orang ketiga yang akan menyoroti kehidupan Howard Carter dan juga Raja Tut. Jadi bisa dibilang timeline nya ada dua.
Di bagian pertama memang lebih kepada pengenalan dan menunjukkan asal-usul Raja Tut dan segala "keribetan"-nya di struktural kekeluargaan di kerajaan tersebut. Sementara untuk bagiannya Carter juga merupakan pengenalan bagaimana Carter ini mulai kenalan sama sejarah Mesir Kuno tersebut. Begitu terus selanjutnya nanti di bagian-bagian berikutnya kita akan mengikuti perkembangan fase-fase tersebut.
Dan tenang saja, meskipun aku tadi bilang kalau mengambil dari dua timeline, kita sebagai pembaca akan diberi tanda tempat dan tahun di awal masing-masing bab yang akan menuntun kita ke masa-masa yang berbeda itu. Dan uniknya, di setiap awal bagian baru kita akan mengikuti cerita dari sudut pandangnya penulis! Menurutku di sini penulis juga seolah "curhat" bagaimana dia menemukan beberapa fakta-fakta baru dan seluk-beluk saat dia menulis cerita ini. Cukup menghibur di tengah-tengah kegentingan yang terjadi atas misteri masa lalu ini.
Untuk alur di sini aku bisa bilang alur mundur, karena kedua timeline yang aku sebutkan juga sama-sama bersettingnya di masa lalu sih. Mungkin untuk alur maju, kalau memang itu bisa dimasukkan ke dalam cerita, adalah bagian yang seperti aku bilang tadi: narasi dari sudut pandang penulisnya sendiri. Aku nggak merasakan kesulitan mengikuti alurnya karena seperti yang kubilang, narasinya enak dan mudah diikuti.
Untuk tokoh-tokoh di sini sebenarnya lebih banyak ketika mengikuti bagian si Raja Tut, secara dia adalah anggota kerajaan sehingga kita juga akan diperkenalkan dengan pohon keluarga si Raja Tut ini juga. Dan menurutku nama-nama anggota kerajaan itu panjang-panjang dan agak susah diingatnya, hahaha. Sementara untuk di bagiannya Carter, lebih menunjukkan kepada majikan-majikan Carter yang mendanai proyek penggalian tersebut.
Sekarang kita ke bagian yang aku suka, yang pertama tentu saja dengan tema yang diangkat yang mencangkup Mesir Kuno. Aku pribadi emang cukup menikmati hal yang berhubungan dengan Mesir dan beberapa waktu lalu aku memang mulai mencoba untuk baca genre-genre historical fiction. Jadi membaca buku ini juga cukup membawa kesan baru.
Dan nggak luput lewat buku ini aku jadi bisa mendapatkan fakta-fakta baru seputar sejarah yang mungkin kalau saja tidak "digali" juga akan terus berlanjut misterinya sampai kapan pun. Dan membaca novel ini juga seolah menemukan definisi "hidden gem" karena memang premis ceritanya menemukan hidden gem. Jadi hidden gem di dalam hidden gem, apaan sih hahaha.
Oh ya! Sama satu lagi. Yaitu adalah sifat Carter yang gigih banget. Dia optimis untuk mendapatkan apa yang ia inginkan meskipun itu memerlukan waktu yang lama, bahkan sampai 30-an tahun! Apa lagi kalau bukan untuk menemukan makam raja misterius itu. Pokoknya aku suka deh dengan bagaimana dia digambarkan di sini, dan di beberapa part aku merasakan simpati bagaimana perasaannya ketika mengetahui usahanya itu terkesan "sia-sia". Ah pokoknya applause buat Carter deh.
Sementara untuk bagian yang kurang aku suka mungkin terletak di beberapa bagian pertengahan yang aku sedikit bosan mengikutinya, karena hanya berisikan mengenai kehidupan-kehidupan Carter dan juga bagaimana dia rasanya kayak nelangsa banget. Tapi mungkin waktu itu aku baca karena lagi nggak mood kali ya, jadi merasa narasi di bagian tersebut agak membosankan.
Setelah menjabarkan beberapa hal di atas kemudian ini membawa ke pertimbangan selanjutnya untuk aku kasih rating terhadap novel ini dan karenanya aku mau kasih rating 4,5 dari 5 bintang untuk novel ini. Aku rekomendasikan novel ini buat kamu yang suka dengan genre misteri dan juga sedikit percikan sejarah Mesir Kuno.
Oke itu tadi adalah reviewku mengenai novel The Murder of King Tut yang ditulis oleh James Patterson & Martin Dugard. Makasih banyak buat yang sudah baca sampai sini dan kita ketemu lagi di blog selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar