Halo semuanya! Jadi di blog kali ini aku mau bikin review lagi nih, dan kali ini aku mau bikin review mengenai buku The Clockwork Three atau bahasa terjemahannya menjadi Tiga Anak dan Satu Jam yang ditulis oleh Matthew Kirby. Langsung saja kita mulai ke reviewnya!
Untuk narasinya di sini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang akan berganti-gantian menceritakan dari sudut pandang seorang anak pengamen jalanan bernama Giuseppe, kemudian anak magang di toko jam bernama Frederick dan pelayan hotel yang bernama Hannah. Ketiga point of view ini diceritakan bergantian di setiap bab nya yang membuatku memberikan nilai plus untuk novel ini karena keunikannya tersebut. Di sini aku suka banget dengan narasinya terutama di bagian deskripsi yang dijabarkan sama penulis. Pada awalnya memang butuh penyesuaian dengan narasinya yang seperti itu tapi lama-kelamaan aku akhirnya bisa terbiasa dengan gaya penceritaannya.
Sekarang untuk alurnya di sini menggunakan alur maju yang konstan dari awal sampai akhir cerita. Di awal cerita kita akan disuguhkan dengan Giuseppe yang berada di dermaga untuk melihat suatu kerumunan dan menemukan suatu benda yang ternyata tanpa sadar dapat menyelamatkan dirinya, kemudian kita akan mengikuti latar belakang Giuseppe seperti apa dan hal apa yang harus dia hadapi. Lanjut di bab selanjutnya kita akan mengikuti sudut pandang Frederick yang sedang memikirkan bagaimana cara mendapatkan sebuah logam untuk proyek yang dikerjakannya. Dan kemudian kita akn mengikuti kehidupan Hannah di hotel dan bagaimana ia bekerja di sana dan mendengarkan suatu obrolan antara kepala pelayan dan atasannya membahas tentang suatu harta karun dan gosip mengenai satu penginap. Begitu terus bergantian sudut pandang antartiga sahabat ini yang saling memikirkan sebuah solusi atas masalah yang mereka hadapi.
Nah untuk Tokoh-tokohnya sendiri di sini ada cukup banyak dan bervariasi tapi tentu saja di sini aku mau membahas ketiga tokoh utama anak-anak ini. Giuseppe di sini digambarkan sebagai anak kecil yang tangguh dan berbakat dalam memainkan alat musik khususnya biola untuk mendapatkan sesuap nasi, dia juga digambarkan sebagai anak yang ceria dan pantang menyerah. Kemudian Frederick di sini digambarkan sebagai pemuda yang pintar dalam membuat atau memperbaiki suatu mekanisme yang berhubungan dengan jam namun di satu sisi dia terkadang lugu dan lemot. Sementara untuk Hannah di sini dia digambarkan sebagai gadis yang pantang menyerah, tegas, dan selalu memegang tinggi kedisiplinan. Dia yang posisinya sebagai tulang punggung keluarga semakin membuat jelas watak ke-tegasannya itu. Aku cukup suka dengan variasi sifat tokoh-tokoh di sini, belum lagi tokoh sampingan di dalam sini yang banyak banget dan membuat ceritanya makin hidup. Begitu banyak tokoh baik yang protagonis maupun antagonis bersebaran di sana sini. Dan kalau ngomongin tokoh yang aku kurang suka, di sini aku sebenarnya gak terlalu suka sama ibunya Hannah karena seolah-olah dia hanya bisa mengomentari segala hal secara spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Sekarang untuk hal yang aku suka, tentu saja dari deskripsi yang dijabarkan di sini. Yang membuat seolah-olah aku berada di bagian kota ini, berjalan-jalan dan mengerti struktur tata letak kota ini. Terutama aku suka deskripsi berbagai tempat seperti Hotel Gilbert, Gedung Opera, Museum Archer, Cagar Alam McCauley dan masih banyak lagi yang benar-benar kaya akan detail kecil yang membuat ceritanya apik. Di sini aku juga suka bagaimana penulis memasukan semacam dunia jam, yang cukup sederhana disampaikan di sini dan sebagai orang awam aku merasa informasi itu sudah melebihi lengkap. Intinya kekuatan novel ini menurutku terletak pada deskripsi serta unsur misteri yang sedang diusut beserta percikan bumbu thrilling.
Nah untuk hal yang aku gak suka di sini sebenernya ini lebih ke kekecewaanku terhadap buku ini. Pada mulanya aku mengira ini akan menjadi high fantasy yang benar-benar berada di dunianya sendiri tapi rupanya tidak begitu. Kemudian unsur fantasi di sini bisa kubilang hanya bumbu, sih di mana menggunakan objek manusia jam tersebut sebagai fantasinya. Tapi, justru di novel ini sedikit sekali disinggung mengenai manusia jam tersebut dan hanya kebagian screen time singkat pakai banget yang membuat aku agak kecewa mengingat panjangnya hal mendasar yang harus kuikuti hanya demi mengikuti sekelumit unsur fantasi tersebut. Malahan di sini aku lebih suka, tertarik dan terfokus dengan urusan atau topik lain yang sama sekali tidak membahas jam manusia ini yang menurutku lebih menarik. Cukup kecewa juga mengingat sekali lagi di covernya terpampang manusia jam tersebut.
Oke sekarang adalah poin terakhir yaitu rating dan atas dasar beberapa pertimbangan aku mau kasih rating 4,3 dari 5 bintang buat novel ini. Novel ini menurutku lebih cocok dibaca untuk remaja namun lebih condong ke young adult. Kalau kamu suka unsur petualangan, misteri, kamu pasti suka dengan buku ini. Dan aku lupa bilang, juga kalau kamu suka dengan kuliner karena akan ada banyak sekali deskripsi mengenai makanan di sini.
Nah itu tadi adalah reviewku mengenai buku The Clockwork Three yang ditulis oleh Matthew Kirby. Terima kasih yang sudah baca sampai bawah dan sampai ketemu di blog selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar